1 Ramadan Berpotensi Beda, Ini Kriteria Hilal NU dan Muhamadiyah

1 month ago 13

Pemantauan hilal (rukyatul hilal) dilakukan di sejumlah lokasi, Selasa (15/5/2018). Masjid Raya KH Hasyim Asyari, Jakarta, menjadi salah satu lokasi pemantauan. 1 Ramadan Berpotensi Beda, Ini Kriteria Hilal NU dan Muhamadiyah /Foto: Rifkianto Nugroho

Jakarta, Insertlive -

Penetapan awal Ramadan biasanya ditentukan melalui hilal.

Hilal menjadi simbol penting bagi umat Islam di mana bentuknya berupa bulan sabit muda sebagai penanda awal bulan dalam kalender Islam.

Melansir dari situs NU Online, penetapan hilal ini dilihat pada awal bulan Ramadan dan Syawal atau Lebaran.


Di Indonesia sendiri, perbedaan pendapat tentang hilal bukan sesuatu yang baru.

Dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah kerap memiliki pandangan berbeda dalam menentukan awal Ramadan dan Syawal.

NU memiliki kriteria hilal yang dinamakan Rukyatul Hilal atau mengamati penampakan hilal langsung.

Pengamatan itu mencari hilal yang pertama kali tampak setelah terjadinya itjima, yakni kondisi saat matahari dan bulan dalam satu bujur yang sama.

Meski konsisten melakukan rukyatul hilal, NU tetap tidak mengabaikan hisab sebagai alat bantu menentukan awal Ramadan.


NU diketahui menggunakan metode Hisab Hakiki Imkan Rukyat yang melihat ketinggian hilal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat (3-6.4).

Kriteria terbaru tersebut juga ditetapkan oleh Majelis Ulama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

Berbeda dai NU, Muhammadiyah menetapkan awal Ramadan dengan metode Hisab Hakiki Wujudul Hilal.

Metode tersebut akan melihat hilal di atas ufuk saat terbenam matahari pada hari ke-29 meski hanya 0.1 derajat.

Perhitungan dengan metode tersebut dinamakan Hisab Hakiki Wujudul Hilal yang dilihat dari posisi matahari dan bulan secara ilmu falak.

Bila hilal sudah diatas nol derajat dengan terjadi itjima' sebelum matahari terbenam maka dipastikan menjadi penanda awal bulan Ramadan atau bulan baru Hijriah.

Metode ini menekankan bahwa hilal dapat ditemukan meski tak bisa dilihat dengan mata telanjang selama memenuhi tiga syarat yang apabila tidak terpenuhi artinya belum bisa masuk bulan baru.

Adapun tiga syarat tersebut adalah terjadi itjima, itjima terjadi sebelum matahari terbenam, dan pada saat matahari terbenam, bulan (piringan atasnya) masih di atas ufuk.

Meski memiliki pendapat berbeda, masing-masing pihak sudah seharusnya menghormati satu sama lain.

(dis/fik)

Read Entire Article
Makassar Info | Batam town | | |