Andy F. Noya Bongkar Curhatan Terakhir Sophan Sophiaan Jelang Mundur dari DPR

Jakarta, Insertlive -

Jurnalis senior Andy F. Noya baru-baru ini mengungkap sebuah kisah menyentuh dari masa lalu tentang mendiang aktor Sophan Sophiaan. Andy membongkar soal curhatan terakhir sang aktor sebelum memutuskan mundur sebagai anggota DPR.

Sophan Sophiaan sendiri sempat menjabat sebagai anggota DPR pada era Orde Baru. Terungkap bahwa mendiang mengundurkan diri sebagai anggota DPR karena tak tahan dengan realita yang ia saksikan setiap hari.

"Satu hari aku ngobrol sama Sophan Sophiaan, aku lupa posisinya di mana, tapi di DPR kami ketemu," ungkap Andy F. Noya dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @benihbaik, Rabu (17/9).

Andy mengungkapkan bahwa Sophan Sophiaan yang kala itu menjadi anggota DPR dari fraksi PDIP merasa tak tahan melihat praktik tidak etis yang terjadi di lingkaran parlemen.

"Nggak tahan aku, aku harus mengundurkan diri dari keanggotaanku di DPR," kata Andy F. Noya meniru ucapan mendiang.

Sang aktor juga mencurahkan isi hatinya kepada Andy, dengan tegas menyatakan bahwa nuraninya tak sanggup untuk menerima kenyataan bahwa banyak rekannya di DPR yang terlibat dalam perilaku menyimpang.

Sophan Sophiaan yang kala itu berusaha mempertahankan idealismenya justru merasa dikucilkan, bahkan ditertawakan karena menolak ikut menerima uang yang diyakini haram.

"Hati nuraniku nggak bisa terima setiap hari aku melihat orang-orang menerima 'uang-uang' yang menurut dia haram. Aku tidak mau terima, aku dikucilkan, aku tidak mau terima aku ditertawakan, batinku berontak," kata Andy mengulang ucapan Sophan Sophiaan saat itu.

Lebih lanjut, Andy F. Noya sebagai jurnalis senior kemudian menyoroti bahwa sikap idealis seperti mendiang Sophan Sophiaan sering membuat seseorang menjadi terasing di tengah lingkungan yang korup.

Kisah ini seolah menjadi potret langka tentang keberanian seseorang untuk mempertahankan integritas di tengah godaan kekuasaan. Namun menurut Andy, tak jarang orang-orang justru mau tak mau harus mengikuti lingkungan kotor di sekitarnya karena tak ingin dikucilkan.

"Banyak orang yang nggak tahan ketika dia dikucilkan, atau karena daripada dia dikucilkan dia menjadi bagian dari kerusakan yang terjadi," pungkas Andy F. Noya.

(asw)