Hidup Berakhir Tragis, Crazy Rich Jakarta Ini Dulu Pernah Cebok Pakai Uang Kertas

6 hours ago 2

Ilustrasi orang kaya raya. Hidup Berakhir Tragis, Crazy Rich Jakarta Ini Dulu Pernah Cebok Pakai Uang Kertas/Foto: Drobotdean/Freepik

Jakarta, Insertlive -

Oei Tambah Sia, seorang taipan Batavia yang hidup di abad ke-19, sempat dikenal sebagai sosok yang sombong karena memiliki gaya hidup mewah yang kelewat batas.

Ia mewarisi kekayaan yang sangat besar dan kerap pamer kehidupannya yang mewah. Sayang, kekayaannya itu tidak dimanfaatkan dengan baik. Oei malah berjudi hingga berpesata.

Warisan seolah membuat Oei lupa diri. Ia hobi menghamburkan uang hingga pernah cebok menggunakan uang kertas. Selain berjudi, Oei juga menggunakan narkoba, main sabung ayam, hingga dikenal arogan terhadap orang lain.


Alwi Shahab dalam Oey Tambahsia, Playboy Betawi (2007) mengungkapkan salah satu sikap arogan Oei, yaitu saat dirinya buang hajat di pinggir kali. Ia juga sering cebok menggunakan uang kertas. Lalu, uang kertas itu diambil dan menjadi rebutan orang-orang miskin.

Dalam (Bukan) Tabu di Nusantara (2018) dari Achmad Sunjayadi menceritakan Oei juga memiliki banyak wanita. Ia yang dikenal sebagai pria tampan sering gonta-ganti perempuan cantik. Oei juga punya bungalow khusus di kawasan Ancol yang digunakan sebagai tempat bersantai dengan para perempuan.

Setelah merasakan nikmatinya dunia, kehidupan Oei berujung tragis. Kisah itu terjadi saat ia mendekati seorang sinden bernama Mas Ajeng Gunjing. Oei dan Ajeng bertemu di Pekalongan saat menghadiri pesta pernikahan.

Oei lalu mengajak Ajeng ke Jakarta untuk bermesraan di bungalow miliknya. Pada suatu hari, Ajeng jatuh sakit dan dipindahkan ke rumah pribadi Oei di Tangerang.

Ajeng lalu dikunjungi oleh saudara kandungnya, Mas Sutejo. Melihat kebersamaan itu, Oei cemburu. Ia lalu memerintahkan anak buahnya untuk membunuh Sutejo. Untuk menutupi perbuatan jahatnya, ia membunuh anak buahnya dan menuduh pesaingnya Liem Soe King sebagai tersangka.


Namun, tindakan keji Oei itu tercium polisi yang ternyata sudah sejak lama resah dengan tingkah Oei. Polisi lalu mengumpulkan bukti soal pembunuhan Sutejo. Oei lalu dibawa ke pengadilan dan memberinya vonis hukuman mati. Pada 1851 silam, Oei mendapat hukum gantung di depan Balai Kota atau yang kini dikenal dengan kawasan Kota Tua. Hukuman itu disaksikan oleh warga Jakarta.

(agn/and)

Tonton juga video berikut:


Read Entire Article
Makassar Info | Batam town | | |