Mengenal Ritual Sate Gagak yang Bakal Diangkat Jadi Film/Foto: Dok. Cahaya Pictures
Jakarta, Insertlive -
Ritual pesugihan Sate Gagak merupakan salah satu praktik mistis dalam budaya Jawa. Meski tidak seterkenal pesugihan Gunung Kawi atau Babi Ngepet, ritual ini diyakini sebagai cara instan untuk meraih kekayaan melalui perjanjian dengan makhluk halus.
Pesugihan Sate Gagak tersebar di berbagai daerah, terutama di Pulau Jawa, seperti Banyuwangi & Jember di Jawa Timur serta daerah pesisir Jawa Tengah; dan juga ditemukan dalam kisah-kisah mistis dari Sulawesi hingga Sumatra.
Pada tahun 2023 lalu, Kepolisian Polres Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya berhasil menggagalkan penyelundupan 51 ekor gagak hitam yang bakal digunakan untuk ritual mistik.
Dalam praktik ritual Sate Gagak, pelaku harus menyajikan sate yang terbuat dari daging burung gagak kepada makhluk halus sebagai bentuk persembahan atau transaksi gaib.
IKUTI QUIZ
Setelah menyembelih gagak, daging burung tersebut diolah menjadi sate layaknya hidangan biasa. Namun, sate ini tidak dijual di warung atau rumah makan seperti pada umumnya.
Sebaliknya, prosesi pembakaran sate dilakukan di tempat-tempat yang dianggap memiliki energi gaib tinggi, seperti kuburan tua, hutan angker, atau lokasi keramat lainnya.
Waktu pelaksanaan pun biasanya pada malam-malam yang diyakini saat tirai dunia nyata dan alam gaib menipis, seperti malam Jumat Kliwon atau malam 1 Suro.
Yang menarik dan menyeramkan, pembeli dari sate tersebut bukanlah manusia. Berbagai kesaksian menyebutkan kemunculan makhluk halus seperti Genderuwo, sosok besar berbulu lebat dan bertaring, atau Kuntilanak.
Mereka diyakini datang untuk 'membeli' sate tersebut dan membayar dengan jumlah yang tak terbatas, sesuai permintaan si pelaku.
Sebagai bagian dari syarat utama, pelaku harus menjalankan ritual ini dalam keadaan telanjang bulat, sebagai bentuk penyerahan total kepada kekuatan supranatural yang terlibat dalam perjanjian tersebut.
Terinspirasi dari fenomena ini, Cahaya Pictures menghadirkan film Pesugihan Sate Gagak, sebuah komedi klenik absurd tentang tiga sahabat yang nekat cari cuan lewat jalur supranatural.
Film Pesugihan Sate Gagak, akan diramaikan deretan komika dan pelawak senior. Ardit Erwanda, Yono Bakrie, Benidictus Siregar, Nunung, Firza Valaza, Arief Didu, dan Ence Bagus - semuanya tampil total dalam proyek ini. Satu-satunya pemain non-komika adalah Yoriko Angeline, yang justru jadi penyeimbang di tengah kekacauan karakter.
"Waktu pertama dengar judulnya, Pesugihan Sate Gagak, saya mikir. Ini pesugihannya yang makan sate, atau burung gagaknya yang buka lapak?," ujar Ardit Erwanda, salah satu pemain.
"Tapi justru dari keanehan itu saya langsung tertarik. Premisnya segar dan absurd - jualan sate ke setan itu udah lucu duluan di kepala," tambahnya.
Pesugihan Sate Gagak/ Foto: Dok. Cahaya Pictures
Film Pesugihan Sate Gagak mengikuti kisah tiga sahabat-Anto, Dimas, dan Indra-yang, di tengah tekanan hidup yang makin pelik, nekat menempuh jalan pintas, menjual sate untuk setan demi Harta, Tahta dan Wanita. Terdengar ngawur? Memang.
Diproduseri oleh Aoura Lovenson Chandra dan Fauzar Nurdin. Dijadwalkan tayang di bioskop tahun 2025 ini, film ini siap mengajak penonton tertawa dan mungkin, agak sedikit ngeri.
Sementara itu, Dono Pradana akan bertugas sebagai sutradara. Dono terkenal sebagai komika, penyiar, dan aktor yang menggunakan pendekatan komedi khas Jawa Timur dalam setiap karyanya.
"Lewat film ini, saya cuma mau bilang, hidup itu absurd. Kadang hal-hal paling gelap justru bisa bikin kita ketawa; dan ternyata, ada juga pesugihan yang tumbalnya bukan manusia. Kalau film horor lain bertabur artis papan atas, film ini justru bertabur hantu-hantu papan atas se-Indonesia," kata Dono Pradana.
(dia/fik)
Tonton juga video berikut: