Pluto, Benda Langit yang Statusnya Kontroversial di Tata Surya/Foto: NASA
Jakarta, Insertlive -
Tata surya kita diketahui memiliki delapan planet yang mengorbit atau berputar mengitari matahari sebagai pusatnya. Planet-planet tersebut antara lain adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Namun sebelum dikenal dengan delapan planet, rupanya disebut ada sembilan planet yang mengorbit matahari. Planet kesembilan itu adalah Pluto, yang statusnya hingga kini masih menjadi kontroversi.
Pluto pertama kali ditemukan pada tahun 1930 dan kemudian ditetapkan sebagai planet yang termasuk dalam tata surya. Namun statusnya sebagai planet kemudian menjadi kontroversi saat pada tahun 2006, International Astronomical Union (IAU) meninjau ulang kriteria planet.
Pluto diklasifikasikan menjadi planet kerdil karena gagal memenuhi persyaratan sebagai planet, yakni 'membersihkan' orbitnya dari puing-puing lain. Keputusan IAU kemudian memicu perdebatan sengit soal status Pluto sebagai planet.
Banyak ilmuwan dan masyarakat umum yang tidak setuju atas klasifikasi ulang ini, dengan alasan bahwa ukuran seharusnya tak menjadi faktor penentu dalam mendefinisikan sebuah planet. Sementara yang lain menyorot signifikansi historis Pluto yang telah disebut sebagai planet selama 76 tahun.
Pluto memang diketahui memiliki orbit dan aktivitas yang sangat berbeda dari planet lain sebagai planet paling jauh dari matahari. Oleh karena itu, banyak yang meninjau kembali soal statusnya sebagai planet hingga memancing berbagai perdebatan sengit.
Banyak yang berpendapat bahwa Pluto sebenarnya bisa tetap disebut sebagai planet kesembilan sebagai bagian dari tata surya karena memiliki karakteristik yang mirip dengan planet lain, namun beberapa mempertanyakan posisi Pluto sebagai planet karena ukurannya yang kecil sekaligus aktivitasnya yang berbeda.
Meski demikian, Pluto tetaplah benda langit yang menjadi bagian dari tata surya yang mengorbit pada matahari. Statusnya yang hingga kini masih diperdebatkan menjadi bukti bahwa ilmu astronomi akan terus berkembang untuk menguji status planet.
(Arundati Swastika/dis)
Tonton juga video berikut: