Sejarah dan Tujuan Dilakukan Cap Go Meh yang Dirayakan 15 Hari Setelah Imlek

Jakarta, Insertlive -

Cap Go Meh menjadi puncak rangkaian acara perayaan Tahun Baru Imlek. Perayaan ini sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Tionghoa.

Perayaan ini dilakukan pada hari ke 15 bulan pertama dalam kalender lunar Tiongkok. Pada tahun ini, Cap Go Meh akan jatuh pada Rabu, 12 Februari. Biasanya akan ada banyak acara mulai dari atraksi budaya, parade barongsai hingga pelepasan lampion.

Sejarah Cap Go Meh

Cap Go Meh adalah rangkaian akhir dari Imlek. Perayaan biasanya diawali dengan berdoa di klenteng dan dilanjutkan dengan iringan kenong dan simbal serta pertunjukan barongsai dan pertunjukan tradisional Tionghoa.

Nama Cap Go Meh berasal dari bahasa Hokkien yang berarti "malam kelima belas". Perayaan ini dirayakan dengan berbagai kegiatan, seperti parade lampion, pertunjukan barongsai, dan pertunjukan seni tradisional. UNESCO menjelaskan Cap Go Meh juga sering disebut sebagai Festival Lentera Tiongkok.

Melansir Kemenang RI, Cap Go Meh artinya malam purnama pertama pada tahun baru Imlek. Menurut Portal Informasi Indonesia, sejarah Cap Go Meh berasal dari ritual penghormatan kepada Dewa Thai Yi pada masa Dinasti Han pada abad 17.

Asal usul Cap Go Meh dipercaya sudah ada hampir 2000 tahun yang lalu. Biasanya selama Cap Go Meh terdapat lampion merah yang dipasangkan di berbagai lokasi. Sementara tarian barongsai dihadirkan dengan maksud mengusir roh-roh jahat sehingga mampu mendatangkan keberuntungan.

Tujuan Cap Go Meh

Melansir Britannica, Cap Go Meh dilakukan untuk menghormati leluhur yang telah meninggal. Selain itu, tradisi ini dilakukan agar dapat mendorong rekonsiliasi, pengampunan dan perdamaian.

Masyarakat Tionghoa juga percaya perayaan Cap Go Meh ini sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan yang telah memberikan rezeki dan berkah. Mereka juga berharap akan mendapat kebaikan selama satu tahun ke depan.

(agn/fik)