Anak Muda Bali Jadikan Layangan Sebagai Ajang Hiburan Sekaligus Pelestarian Budaya Spiritual

12 hours ago 3

Layangan Bali Anak Muda Bali Jadikan Layangan Sebagai Ajang Hiburan Sekaligus Pelestarian Budaya Spiritual / Foto: Insertlive

Jakarta, Insertlive -

Bali bukan hanya dikenal dengan pantai dan budaya tari-tariannya, tetapi juga tradisi layangan yang sudah melekat kuat di kehidupan masyarakat.

Saat musim angin, langit Pulau Dewata akan dipenuhi beragam layangan dengan bentuk unik dan sarat makna.

Bahkan, tradisi ini menjadi ajang festival yang rutin digelar setiap tahun dan selalu menarik perhatian wisatawan.


Layangan BaliLayangan Bali/ Foto: Insertlive

Sejarah Layangan di Bali

Tradisi layangan di Bali diyakini sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Awalnya, layangan tidak dibuat untuk hiburan, melainkan sebagai sarana ritual untuk berkomunikasi dengan para dewa.

Masyarakat Bali percaya bahwa menerbangkan layangan adalah bentuk persembahan simbolis kepada Sang Hyang Widhi Wasa agar diberikan angin, hujan, dan hasil panen yang melimpah.

Dalam konteks pertanian, layangan juga dikaitkan dengan pemujaan kepada Dewi Sri, dewi padi dan kesuburan, yang dipercaya menjaga kesejahteraan sawah serta tanaman petani.

Dengan layangan yang terbang tinggi di langit, masyarakat Bali seolah menyampaikan doa agar sawah tetap subur, terhindar dari hama, dan menghasilkan panen berlimpah.

Inilah sebabnya layangan memiliki posisi penting bukan hanya di langit Bali, tetapi juga dalam kehidupan spiritual masyarakat agrarisnya.


"Dulunya, layangan tuh dipakai petani-petani buat ngusir hama-hama di sawah, sekalian dah buat istilahnya alat komunikasi atau bentuk puji syukur ke Tuhan atas anugerah alam semesta," kata Komang dari komunitas Sekehe Senyum Santai di Pantai Merta Sari, Bali, Sabtu (6/9).

Seiring perkembangan zaman, layangan kemudian menjadi hiburan rakyat yang diwariskan turun-temurun.

Dari generasi ke generasi, anak-anak Bali tumbuh dengan tradisi menerbangkan layangan di sawah, pantai, hingga lapangan desa.

Tradisi ini akhirnya berkembang menjadi festival besar sejak tahun 1979 dan kini mendunia.

Layangan BaliLayangan Bali/ Foto: Insertlive

Jenis-Jenis Layangan Khas Bali

1. Layangan Janggan

Layangan janggan dikenal dengan bentuk tubuh ramping dan ekor panjang yang bisa mencapai puluhan meter. Bagian kepala biasanya menyerupai naga atau burung mitologi.

Layangan ini tidak hanya indah, tetapi juga memiliki makna spiritual. Janggan dipercaya sebagai simbol kekuatan dan kesucian, sekaligus penghubung manusia dengan para dewa di kahyangan.

2. Layangan Bebean

Jenis ini menjadi ikon layangan di Bali karena bentuknya menyerupai ikan. Sayapnya melebar, membuatnya bisa terbang stabil di udara.

Bagi masyarakat pesisir, layangan bebean melambangkan kemakmuran, karena ikan merupakan sumber kehidupan utama. Tak heran, bebean sering menjadi favorit dalam Festival Layangan Bali.

3. Layangan Pecukan

Bentuk layangan ini sederhana, menyerupai segitiga dengan sayap lebar. Saat terbang, pecukan mampu bergerak meliuk-liuk mengikuti arah angin.

Makna dari layangan pecukan adalah keseimbangan antara manusia, alam, dan spiritual. Jenis ini juga sering dipilih dalam perlombaan karena teknik menerbangkannya cukup menantang.

4. Layangan Kreasi

Kreativitas anak muda Bali melahirkan jenis layangan yang lebih modern, disebut layangan kreasi. Bentuknya bebas, mulai dari tokoh kartun, hewan, pesawat, hingga karakter pewayangan.

Tujuan layangan kreasi lebih menonjolkan seni dan estetika. Dalam festival, layangan jenis ini kerap menjadi daya tarik utama karena bentuknya unik dan spektakuler.

5. Layangan Tradisi Ritual

Tidak semua layangan di Bali dibuat untuk festival atau hiburan. Ada pula layangan kecil yang dibuat khusus untuk keperluan ritual keagamaan.

Layangan ini biasanya digunakan dalam upacara untuk memohon angin, hujan, atau sebagai persembahan simbolis kepada dewa. Beberapa desa di Bali masih menjaga tradisi ini hingga sekarang.

Layangan BaliLayangan Bali/ Foto: Insertlive

Biaya yang Dihabiskan untuk Pembuatan Satu Layangan

Komang sebagai salah satu orang yang gemar bermain layangan sempat memberitahu tim Insertlive mengenai biaya yang ia habiskan bersama teman-teman untuk membuat sebuah layangan.

Tak murah, Komang berujar bahwa satu layangan besar bisa menghabiskan dana hingga puluhan juta Rupiah.

Sejumlah ornamen untuk membuat layangan tersebut memang menggunakan bahan-bahan yang berkualitas tinggi, mulai dari bambu, rotan, kain, hingga tali layangan.

"Satu layangan itu bisa dah habisin Rp15-20 juta. Kayak bambu itu bisa Rp3 juta, terus rotan itu yang buat layangannya bersuara, itu kita ambil dari Jawa, itu juga jutaan harganya, belum lagi kain, kita juga pakai yang bagus kualitasnya, harganya juga jutaan karena ukurannya besar, sama tali buat narik layangannya, itu diameternya kayak sebatang rokok mild, tali itu aja harganya Rp3 juta per 500 meter," jelas Komang.

Selain itu, Komang juga menjelaskan bahwa satu layangan besar itu bisa memiliki berat mencapai 5 kilogram. Bahkan, bebannya bisa naik mencapai 15 kilogram bila sudah diterbangkan memanfaatkan angin.

"Makanya, satu tim itu bisa 15 sampai 20 orang, buat sekali menerbangkan layangan, karena memang makin berat kalau udah di atas, belum lagi kena angin," ujar Komang.

Layangan BaliLayangan Bali/ Foto: Insertlive

Layangan Sebagai Identitas Budaya Bali

Bagi masyarakat Bali, layangan bukan hanya sekadar permainan, tetapi juga simbol budaya dan spiritualitas.

Setiap bentuk memiliki makna, mulai dari kemakmuran, keseimbangan hidup, hingga doa agar sawah tetap subur dalam lindungan Dewi Sri.

Tak heran, Festival Layangan Bali selalu menjadi tontonan yang ditunggu wisatawan, sekaligus bukti bahwa tradisi ini tetap hidup di tengah modernisasi.

"Buat kami tuh layangan bukan hanya untuk sekadar hiburan, atau ajang gengsi, tapi juga untuk melestarikan budaya leluhur kami agar tetap lestari," tutup Komang.

(ikh/ikh)

Read Entire Article
Makassar Info | Batam town | | |