Begini Sikap Paus Leo Asal Amerika Terhadap LGBT/Foto: instagram.com/vaticannews
Jakarta, Insertlive -
Robet Francis Prevost terpilih sebagai Paus baru menggantikan Paus Fransiskus yang meninggal dunia pada 21 April lalu.
Robert Francis menjadi pemimpin Gereja Katolik baru dengan nama kepausan Paus Leo XIV. Ia mencatatkan sejarah karena menjadi Paus pertama dari Amerika Serikat.
Sebagai Paus pertama yang berasal dari Amerika, Paus Leo dikenal sebagai orang yang moderat. Hal ini pun menimbulkan pertanyaan bagaimana sikap Paus Leo kepada LGBTQ (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, Queer).
Media The New York Times pernah melaporkan bahwa pada tahun 2012, Paus Leo mengkritik media hiburan yang memiliki simpati terhadap kepercayaan dan praktik yang bertentangan dengan Injil.
Kritik tersebut termasuk tentang gaya hidup homoseksual dan keluarga alternatif yang terdiri dari pasangan sesama jenis dan anak angkat mereka.
Selain itu, Paus Leo juga tampak berhati-hati dalam hal pemberkatan pasangan sesama jenis. Dia tidak menunjukkan penolakan secara terang-terangan, tetapi juga belum memberikan dukungan penuh.
Sikap Paus Leo ini berbeda dengan pendahulunya, Paus Fransiskus, yang lebih vokal membela LGBTQ. Paus Fransiskus semasa hidup mengizinkan pastor Katolik untuk memberkati pasangan sesama jenis, tetapi tidak dalam bentuk ritual perkawinan gereja.
Robert Francis Prevost bergabung dengan Ordo St. Augustine pada 1977 dan ditahbiskan sebagai pendeta pada 1982. Ia lalu meraih gelar doktor dalam Hukum Kanon di Roma. Paus Leo XIV juga mempelajari Ilmu Matematika di Universitas Villanova pada 1977.
Ia lalu melanjutkan pendidikannya dan memperoleh gelar Master of Divinity dari Catholic Theological Union di Chicago dan lisensi hukum Canon dan Doktor Hukum Canon dari Pontifical University of Saint Thomas Aquinas di Roma.
Menilik catatan perjalanan hidupnya, Robert Francis Prevost tidak pernah menikah dan memiliki anak. Hal ini karena ia menjalani kaul selibat, janji atau ikrar untuk tidak menikah dan untuk hidup dalam kemurnian, baik dalam pikiran, perkataan, dan tindakan.
Sebelum akhirnya terpilih dan menjadi Paus Leo, dia menjabat sebagai prefek Dikasteri untuk Uskup dan presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin. Ia juga memegang posisi dalam jemaat Vatikan dan diangkat sebagai kardinal pada Januari 2023 lalu.
(dia/dia)
Tonton juga video berikut: