Ekspresi Najwa Shihab Saat Wawancarai Presiden Prabowo Disorot

Jakarta, Insertlive -

Najwa Shihab menjadi salah satu perwakilan media yang mewawancarai Presiden Prabowo Subianto terkait situasi Indonesia saat ini.

Dalam kesempatan tersebut, Najwa mencecar Presiden Prabowo terkait RUU Polri yang tengah menjadi sorotan di masyarakat.

"Secara spesifik saya akan menanyakan tentang RUU Polri karena di situ tampak kewanangan kepolisian akan ditambah padahal isu krusialnya adalah pengawasan yang minim dilihat dari abuse of power yang dilakukan aparat, mulai dari kasus pelecehan seksual, korupsi hingga kekerasan yang dilakukan aparat," kata Najwa dalam tayangan YouTube Narasi Newsroom yang dilihat Selasa (8/4).

"Sebagai Presiden, apa bapak setuju Polri perlu diperluas kewenangannya atau justru diperluas pengawasannya dan diperkecil kewenangannya?" tanyanya memastikan.

Presiden Prabowo pun menjawab pertanyaan Najwa dengan menjelaskan kewenangan Polri. Prabowo juga beberapa kali juga menjabarkan dengan nada tegas.

Percakapan tersebut pun menuai perhatian, khususnya ekspresi Najwa Shihab. Warganet menilai ekspresi Najwa mewakili ekspresi rakyat yang butuh penjelasan dari presiden.

Ada pula yang menilai Najwa tampak bergetar seperti menahan sesuatu, tak terlalu ngegas seperti wawancara dia sebelum-sebelumnya.

"Jujur merinding, cuma najwa yg berani mengajukan pertanyaan dan benar2 berusaha mendapatkan jawabannya walau secara terang2 lawan bicaranya ngak mau menjawab bahkan jika lawan bicaranya itu seorang presiden yg sedang menjabat dan presidennya itu punya latar belakang militer," kata akun @ziv***.

"ekspresi mba nana, adalah ekspresi penonton dimari (mikir keras ni org ngomong kemana)" tutur @dav***.

"Najwa bergetar menahan sesuatu," sahut @ika***.

Sebelum video wawancara Najwa Shihab dan Prbowo dirilis, beredar isu bahwa Najwa akan masuk kabinet kerja Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Putri Quraish Shihab itu gencar disebut akan masuk pemerintahan karena belakangan ini dinilai lebih banyak diam terkait isu sosial yang ada.

Padahal, Najwa dulu dikenal sebagai jurnalis yang vokal mengkritik pemerintah, khususnya untuk kebijakan yang tidak pro terhadap rakyat.

(dia/KHS)