Cinta Kuya Sering Jadi Korban Bully, Astrid Kuya Ungkap Luka Lama Sang Putri / Foto: Instagram @cintakuya
Jakarta, Insertlive -
Anak kedua pasangan Uya Kuya dan Astrid Kuya, Cinta Kuya, ternyata telah lama memendam luka akibat perundungan. Astrid mengungkap bahwa Cinta telah mengalami bullying sejak kecil, terutama ketika masih bersekolah.
Astrid menceritakan bahwa Cinta kerap menjadi sasaran iri hati teman-temannya karena sering mendapat dispensasi dari sekolah untuk keperluan pekerjaan sebagai artis cilik.
"Dari kecilnya dia sering terluka karena omongan orang. Dia di sekolah dapat perlakuan (bully) dari temannya yang mungkin iri karena dia bisa izin untuk syuting," ujar Astrid di Rumpi No Secret Trans TV, Minggu (4/5).
Fakta menyedihkan itu baru diungkapkan Cinta ketika ia menginjak usia 19 hingga 20 tahun. Kala itu, Cinta dan Astrid melakukan sesi deep talk sebagai ibu dan anak.
Namun, perundungan terhadap Cinta tidak berhenti di masa sekolah. Setelah dewasa, ia masih sering mendapat komentar negatif dari netizen. Penampilannya kerap menjadi bahan olok-olokan, bahkan dibanding-bandingkan dengan anak artis lain.
"Dikatain kok aura maghrib, rambut nggak pernah disisir," kata Astrid. "Pasti kesal, anak disakiti, orang tua pasti merasa sakit 10 kali lipat."
Astrid menegaskan bahwa ia selalu mengajarkan Cinta dan kakaknya, Nino, untuk tetap kuat dan berani menghadapi hidup. "Apapun masalah yang dihadapi, terluka ya terluka, tapi you need to stand up," tuturnya.
Beruntung, Cinta kini melanjutkan studi di Amerika Serikat. Di sana, Astrid melihat perubahan besar dalam diri putrinya. Cinta menjadi lebih percaya diri, terbuka, dan berani menyuarakan pendapat, termasuk soal bullying.
"Aku akui perubahan Cinta itu ketika pindah ke Amerika. Dia berteman dengan orang yang lebih open minded, bahkan pacarnya juga sangat encourage dia," jelas Astrid.
Cinta kini aktif menjalani hobi seperti berselancar, dan sudah tidak lagi merasa insecure terhadap penampilan fisiknya. Ia bahkan mulai berbicara mengenai dampak bullying secara psikologis, sejalan dengan jurusan kuliahnya di bidang psikologi.
"Dia nggak mau balas dendam. Dia hanya ingin orang-orang sadar, kata-kata itu bisa menyakiti," pungkas Astrid.
(ikh/ikh)
Tonton juga video berikut: