Dikaitkan dengan Tasya Farasya, Apa Itu Fragile Masculinity?

2 hours ago 2

Tasya Farasya dan Suami Dikaitkan dengan Tasya Farasya, Apa Itu Fragile Masculinity?/Foto: instagram.com/tasyafarasya

Jakarta, Insertlive -

Tasya Farasya menggugat cerai sang suami, Ahmad Assegaf, di Pengadilan Agama Jakarta Selatan, pada 12 September 2025.

Di tengah perceraiannya itu, dugaan penggelapan uang perusahaan yang dijalankan Tasya dan Ahmad pun mencuat. Isu yang beredar Ahmad menyelewengkan uang perusahaan hingga puluhan miliar.

Dugaan penggelapan ini lantas dikait-kaitkan dengan istilah fragile masculinity. Istilah ini sering dipakai untuk menggambarkan seorang lelaki yang merasa terancam karena tidak dapat memenuhi standar maskulinitas di masyarakat.


Sebagai contoh kecil, laki-laki yang dianggap fragile masculinity adalah mereka yang merasa terancam dengan kemandirian wanita. Laki-laki ini pun akan melakukan beberapa aksi mengontrol untuk menunjukkan dominasi mereka.

Lantas, seperti apa sebenarnya istilah tersebut?

Menurut para ahli, maskulinitas rapuh (fragile masculinity) adalah kondisi di mana laki-laki merasa tidak aman atau terancam dengan peran maskulinitasnya akibat tekanan standar sosial tentang kejantanan yang kaku, seringkali sebagai respons terhadap budaya patriarki.

Laki-laki yang mengalami kondisi ini dapat menunjukkan perilaku kompensasi yang berlebihan untuk membuktikan kejantanan mereka, seperti agresi, dominasi, atau ketakutan terhadap kelemahan dan emosi.

Kondisi ini muncul dari pemahaman bahwa maskulinitas adalah sesuatu yang 'harus dibuktikan' secara berulang dan tidak permanen.


Dalam masyarakat patriarki sendiri, seorang laki-laki seringkali diharapkan untuk selalu kuat, dominan, tidak menunjukkan emosi (terutama kesedihan atau kelemahan), dan tidak terlibat dalam hal-hal yang dianggap feminin.

Ketika seorang laki-laki tidak dapat memenuhi ekspektasi ini, mereka merasa identitas kejantanannya terancam.

Laki-laki yang mengalami fragile masculinity cenderung menunjukkan perilaku tertentu untuk menutupi rasa tidak aman mereka. Berikut beberapa cirinya:

1. Menghindari atau menolak hal-hal yang dianggap feminin. Misalnya, tidak mau melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci piring, atau bersih-bersih karena dianggap sebagai tugas perempuan.

2. Sulit mengekspresikan emosi karena merasa bahwa menunjukkan perasaan seperti sedih, cemas, atau rentan adalah tanda kelemahan yang dapat merusak citra maskulin mereka.

3. Merasa terancam oleh kemandirian perempuan. Laki-laki dengan fragile masculinity mungkin merasa perlu mengontrol pasangannya, termasuk dalam hal cara berpakaian, pergaulan, atau karier, karena kemandirian perempuan dianggap mengurangi peran dan dominasi mereka.

4. Berusaha menunjukkan dominasi dan kekuatan dengan sering memamerkan kekuatan fisik, melakukan hal berisiko, atau merendahkan orang lain (terutama perempuan) untuk menegaskan superioritas mereka.

5. Sulit menerima kritik atau mengakui kekurangan. Mereka akan menolak introspeksi diri karena hal itu dianggap melukai harga diri dan maskulinitas mereka.

(dia)

Tonton juga video berikut:

ARTIKEL TERKAIT

Loading Loading

BACA JUGA

detikNetwork

Read Entire Article
Makassar Info | Batam town | | |