Hotman Paris Kawal Kasus 4 Anak Sopir Diduga Dilecehkan Pendeta di Blitar

5 hours ago 3

Hotman Paris Hotman Paris Kawal Kasus 4 Anak Sopir Diduga Dilecehkan Pendeta di Blitar/ Foto: Yogi Alfian

Jakarta, Insertlive -

Seorang pendeta berusia 69 tahun berinisial GKBH dari Gereja JKI (Jemaat Kristen Indonesia), Kecamatan Sukorejo, Blitar, diduga melecehkan empat anak di bawah umur berjenis kelamin perempuan yang merupakan anak dari sopirnya, Tangkianjo. Tindakan asusila tersebut diduga terjadi selama dua tahun.

Hotman Paris, pengacara yang membela Tangkianjo dan anak-anaknya yang jadi korban, mengungkapkan bahwa GKBH memasukkan jarinya ke alat kelamin korban saat melancarkan aksinya. Adapun GKBH disebut menelanjangi korban.

"Caranya adalah sudah berulang-ulang si oknum pendeta tersebut dengan memasukkan jari-jarinya ke kemaluan dari empat putrinya ini. Tidak bersamaan sekaligus, hari demi hari berbeda, bahkan diajak berenang, telanjang, dan sebagainya," ujar Hotman Paris saat ditemui di kawasan Jakarta Utara, Jumat (4/7).


Korban yang berjumlah empat orang merupakan anak-anak dari Tangkianjo. Semua korban masih di bawah umur saat diduga dilecehkan GKBH.

"Yang pertama putri umur 17 tahun, yang kedua putrinya 15 tahun, yang ketiga putrinya sekarang berusia 13 tahun, yang keempat malah umur 7 tahun," beber Hotman.

"Sudah dua tahun lebih (tindak dugaan asusila dilakukan) dengan memasukkan jarinya ke alat kelaminnya, dan payudaranya diraba-raba," lanjutnya.

Ayah korban sempat melaporkan kasus yang menimpa anaknya ke Polsek Blitar, tapi dicabut. Kini kasus dibawa ke Polda Jawa Timur dan sudah ditangani sejak 19 Juni 2025.

"Sudah pernah dilaporkan ke Blitar, dicabut, sekarang dilaporkan ke Bareskrim Polda Jatim," ucap Hotman.


Tangkianjo tak kuasa menahan tangis saat menceritakan kasus yang dialami empat anaknya. Menurutnya, apa yang dilakukan bosnya yang merupakan pendeta tersebut sudah keterlaluan

"Harta saya cuma 4 (anak perempuan saya). Anak-anak saya sekarang tidak sekolah, saya tidak memiliki tempat tinggal. Saya memohon agar penetapan tersangka segera dilaksanakan, dan juga kasus yang di Polres Blitar segera ditangani Bareskrim Polri," tutur Tangkianjo sambil mengusap air mata.

Ia kemudian menceritakan awal mula bisa tinggal di Gereja JKI tersebut.

"Kami ditampung di Gereja itu dari tahun 2022 awal. Jadi setelah penjaga Gereja meninggal dunia, saya ditawari masuk ke dalam Gereja, nginap, kamar, bersama putri-putri saya," cerita Tangkianjo.

Anak pertama adalah yang pertama kali mengadu soal pelecehan yang diduga dilakukan pendeta GKBH. Tak terima atas peristiwa itu, Tangkianjo sempat menegur sang pendeta.

"Saat pertama kali mengetahui, saat anak sulung saya berpamitan main sama temannya, tapi sampai sore nggak pulang. Akhirnya saya cari-cari, ternyata dia cerita, 'Saya rusak sama pendeta itu'. Akhirnya saya tegur pendetanya langsung, mengakui salah, khilaf, tapi dia mengatakan kejadiannya tidak seperti itu, apa, kasih sayang, saya mandiin dia," beber ayah korban

"Oke saya memaafkan saat itu, tapi saya minta ada rapat Gereja. Yang mimpin rapat dia, ketuanya dia. Dan tidak ada yang berubah. Ada saksi di sana, termasuk istrinya," tambahnya.

Ayah korban mengaku kini diancam pendeta GKBH. Melawan usai diancam, ayah korban kemudian membawa empat putrinnya ke Jakarta atas pertolongan dari seseorang.

"Kalau kamu nekat ngelaporin, kamu sengsara di sana. Kemudian anak-anakmu tidak sekolah. Terus kamu mau tidur di mana? Kemudian ada orang baik yang menolong saya untuk membawa saya ke Jakarta," pungkas ayah korban.

(kpr/fik)

Tonton juga video berikut:

ARTIKEL TERKAIT

Loading Loading

BACA JUGA

detikNetwork

Read Entire Article
Makassar Info | Batam town | | |