Pidato Terakhir Paus Fransiskus Sebelum Meninggal, Minta Gencatan Senjata untuk Gaza/Foto: Twitter
Jakarta, Insertlive -
Kabar duka datang dari Paus Fransiskus yang meninggal dunia pada Senin (21/4).
Kepergian ini satu hari setelah Paus menyampaikan pidato terakhirnya di perayaan Paskah di Vatikan.
"Pagi ini pukul 7:35 (0535 GMT) Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa. Beliau banyak mengajari kita hidup dengan nilai Injil serta iman, keberanian, dan cinta universal untuk khususnya kaum yang kekurangan dan termarjinalkan," kata Kardinal Kevin Farrell, dikutip dari AP.
Sementara itu, dalam pidato terakhirnya, Paus menyampaikan khotbah Urbi et Orbi yang menyerukan perdamaian dan kemanusiaan terutama pada Gaza.
"Di depan kekejaman konflik yang melibatkan banyak warga sipil tak bersenjata menjadi korban, serta penyerangan sekolah, rumah sakit, dan petugas kemanusiaan, kita tidak boleh lupa bahwa mereka bukan target serangan. Tetapi, mereka adalah manusia yang masing-masing memiliki jiwa dan martabat," kata Paus dalam khotbahnya.
"Saya juga memikirkan bagaimana rakyat Gaza, khususnya masyarakat Kristen di sana di mana konflik mengerikan terus menyebabkan kematian dan kehancuran yang menciptakan situasi kemanusiaan dramatis dan menyedihkan," sambungnya.
Selain itu, Paus juga mengangkat isu kebebasan beragama serta pentingnya toleransi dalam menciptakan dunia yang penuh perdamaian.
"Tak akan ada perdamaian tanpa kebebasan beragama, kebebasan berpikir, kebebasan berekspresi, serta menghormati pandangan orang lain," pungkasnya.
Pidato terakhir Paus Fransiskus itu menjadi sorotan dengan iringan tepuk tangan riuh dari kerumunan warga yang hadir.
Dalam informasi terakhir, Paus Fransiskus ingin dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore yang sering dikunjunginya sebelum dipilih menjadi Paus.
Hal ini menjadi sorotan karena Paus biasanya dimakamkan di bawah tanah di Basilika Santo Petrus di Vatikan.
(dis/fik)