Rieke Diah Pitaloka Bongkar Sisi Lain Uya Kuya dan Eko Patrio di DPR RI / Foto: ist
Jakarta, Insertlive -
Anggota DPR RI sekaligus aktris, Rieke Diah Pitaloka, angkat bicara soal rekannya sesama legislator, Uya Kuya dan Eko Patrio.
Pernyataan Rieke muncul setelah keduanya jadi sorotan publik akibat tragedi penjarahan rumah pasca-ricuh demo DPR beberapa waktu lalu.
Rieke menegaskan bahwa meskipun cara komunikasi Uya Kuya kerap menimbulkan pro dan kontra, hal itu tidak bisa menjadi alasan untuk membenarkan aksi penjarahan rumahnya.
"Cara komunikasinya boleh dikritik, gesturnya boleh dikritik, tetapi kemudian rumahnya dijarah, itu kan bukan rumah hasil dari 10 bulan di DPR. Itu rumah sebelum dia di DPR," ujar Rieke dalam perbincangan di podcast Curhat Bang Denny Sumargo pada Jumat (5/9).
Rieke juga mengungkapkan sisi lain Uya Kuya yang jarang diketahui publik. Menurutnya, Uya adalah sosok partner penting dalam menjalankan tugas di Komisi IX DPR.
"Aku kehilangan Uya. Mas Uya itu partnerku di Komisi 9 untuk mengadvokasi kasus-kasus tindak pidana perdagangan orang dan masalah kesehatan," ungkap Rieke.
Ia menilai bahwa Uya, meskipun baru 10 bulan duduk di DPR, memiliki kepedulian besar terhadap isu-isu rakyat, terutama mereka yang menjadi korban ketidakadilan.
Tidak hanya Uya, Rieke juga menyinggung sosok Eko Patrio. Ia menyebut Eko memang sering tampil dengan gaya yang dianggap konyol, namun di balik itu ada ketulusan yang nyata.
"Konyol sih, tapi mereka tulus," tegas Rieke.
Ia memberi contoh perjuangan Eko yang tulus ketika memperjuangkan hak ganti rugi tanah milik Mat Solar alias Bang Juri.
Menurut Rieke, hal itu menjadi bukti bahwa rekan-rekannya di DPR tetap menjalankan peran dengan hati meski disorot publik dengan berbagai stigma.
Dalam kesempatan itu, Rieke juga mengingatkan bahwa wakil rakyat harus selalu berpegang pada integritas, etika, serta tanggung jawab bukan hanya kepada masyarakat, tetapi juga kepada Tuhan.
Ia menyebut tragedi penjarahan rumah anggota DPR sebagai peristiwa yang seharusnya menjadi refleksi bersama.
"Boleh berbeda pandangan politik, boleh mengkritik, tapi jangan sampai nilai-nilai kebangsaan hilang. Itu yang paling penting," ujar Rieke menutup pernyataannya.
(ikh/ikh)