Sebelum Mualaf, Adik Darius Sinathrya Penasaran Beda Nabi Isa dan Yesus (Foto: Instagram)
Jakarta, Insertlive -
Samanta Elsener adik dari Darius Sinathrya menceritakan pengalaman spiritualnya menjadi seorang mualaf
Ketertarikannya terhadap Islam sudah mulai ia rasakan sejak duduk di bangku SMA.
Kala duduk di bangku sekolah, wanita yang kini berprofesi sebagai psikolog itu mengaku senang berada di masjid saat menemani teman-temannya yang muslim salat.
"SMA aku tidak sekolah di sekolah Katolik lagi, aku di sekolah negeri. Papaku maunya biar aku belajar kehidupan," kata Samanta dalam wawancara bersama Ngaji Roso yang dikutip pada Selasa (3/6).
"Di SMA itu ada masjid gitu, aku suka ikut temanku. Mereka salat aku tiduran 'Kok masjid adem ya'. Sampai aku kuliah, aku kos dekat kampus. Saat aku bolak-balik kos ke kampus, aku ngelewatin masjid kecil ini. Dia memanggil," sambungnya.
Jauh sebelum dirinya merasa nyaman dan tertarik soal Islam, Samanta pernah mempertanyakan ajaran agamanya terdahulu, yakni Katolik.
Dia sempat mempertanyakan mengapa Nabi Isa disebut Tuhan Yesus atau mengapa ada patung Bunda Maria ketika dalam Alkitab dilarang menyembah berhala.
Sayangnya, Samanta kala itu tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan.
"Dulu pas SMP aku pernah tanya ke guru agamaku 'Katanya Yesus itu nabi, tapi kenapa dipanggil Tuhan Yesus?'. Dimarahi sama guru agama 'Kamu nggak punya iman'," imbuhnya.
Samanta Elsener/ Foto: instagram.com/samanta.elsener
Samanta menambahkan bahwa dirinya juga sempat mempelajari agama-agama lain, termasuk Hindu dan Budha, sebelum akhirnya memutuskan mualaf ketika kuliah.
Namun, dari semua agama yang telah dipelajarnya, Islam yang paling membuatnya merasa tenang.
Samanta mulai mempelajari Islam dengan membeli buku tuntutan salat dan melakukan gerakan salat setiap malam.
"Aku belajar Buddha, Hindu, Protestan, ya baca-baca aja mereka tata caranya gimana. Salah satu temanku bilang 'Manta coba kamu ketika sendirian paling nyaman gimana'. Nah, Islam ini yang terakhir," kenangnya.
Samanta pun makin yakin untuk memeluk Islam setelah nazarnya kepada Tuhan dikabulkan.
"Aku nazarnya tidak mendoakan diriku, tapi orang lain dan itu tercapai. Nazarnya itu dikabulkan sama Allah berarti ya udah berarti ini jalannya. Jadi ya udah deh (mualaf)," kenangnya.
(arm/agn)
Tonton juga video berikut: