Ternyata Ini Alasan Kardinal Pakai Jubah Merah Saat Konklaf

3 hours ago 3

Peti jenazah Paus Fransiskus disegel dalam upacara pribadi di Basilika Santo Petrus, Vatikan, setelah sekitar 250.000 pelayat memberikan penghormatan terakhir. Ternyata Ini Alasan Kardinal Pakai Jubah Merah Saat Konklaf/Foto: Dok. Instagram Vatican News

Jakarta, Insertlive -

Prosesi konklaf yang menandai pemilihan Paus baru segera dimulai usai Paus Fransiskus berpulang beberapa waktu lalu. Konklaf dilakukan dengan mengumpulkan para kardinal gereja Katolik yang memenuhi persyaratan di Vatikan untuk pemilihan Paus baru.

Pada saat prosesi konklaf, pada kardinal akan mengenakan jubah merah mencolok. Jubah merah yang mencolok ini memiliki simbol yang kuat dalam sejarah dan spiritualitas Katolik. Tak hanya sebagai tradisi, jubah merah ini juga memiliki makna yang mendalam.

Jubah merah yang digunakan para kardinal saat konklaf bukan sekadar seragam resmi, tetapi juga merupakan lambang pengabdian total, kesediaan berkorban, dan keberanian moral.


Penggunaan warna merah untuk jubah kardinal dalam tradisi Katolik telah lama dikaitkan dengan darah para martir, yakni mereka yang rela kehilangan nyawa demi mempertahankan iman mereka.

Prosesi Konklaf dengan Jubah MerahProsesi Konklaf dengan Jubah Merah/ Foto: dok. X @JostKoko

Jubah merah kardinal identik dengan kirmizi (merah) sebagai tanda kesiapan untuk bertindak dengan keberanian, bahkan untuk menumpahkan darah demi meningkatkan keimanan Katolik, kedamaian, ketenangan umat, serta kebebasan dan pertumbuhan Gereja Roma.

Pakaian liturgis yang biasa digunakan oleh para kardinal selama konklaf sendiri secara spesifik terdiri atas:

1. Cassock merah (soutane), yakni jubah panjang warna merah dengan kancing dan pinggiran berwarna merah tua.

2. Mozzetta merah, mantel pendek yang dikenakan di atas cassock terutama dalam upacara liturgis.


3. Zucchetto merah, kopiah kecil yang dikenakan di kepala.

4. Biretta merah yang berbentuk topi liturgis bersudut tiga, namun biretta terkadang tak dipakai saat pemungutan suara.

5. Stola, yakni semacam selempang/selendang yang digunakan di bahu untuk upacara tertentu seperti Misa sebelum konklaf.

Tradisi penggunaan jubah berwarna merah mencolok bagi kardinal gereja Katolik diumulai dari abad ke-13, saat Paus Innocentius IV secara resmi menetapkan pemakaian jubah merah sebagai bagian dari identitas seorang kardinal.

Soal konklaf sendiri, para kardinal akan dikurung di dalam Kapel Sistina untuk memilih Paus baru. Jubah merah kemudian berfungsi untuk memggambarkan beratnya tanggung jawab yang diemban kardinal selama konklaf.

Sementara proses pemilihan Paus ini bersifat sangat rahasia dan sakral, karena akan menentukan arah gereja Katolik sedunia.

Warna merah kemudian juga menandakan kehormatan tinggi yang ada pada jabatan kardinal, yang juga dikenal sebagai 'Pangeran Gereja'. Namun pada banyak pernyataan Paus dan Vatikan, kehormatan ini tak dimaksudkan sebagai gelar kekuasaan, melainkan sebagai bentuk pelayanan paling dalam kepada umat.

Oleh karena itu, jubah merah yang dipakai dalam konklaf tak hanya sekadar lambang status sebagai kardinal atau protokol liturgis, tetapi juga tanda kesetiaan, keberanian, dan tanggung jawab moral terhadap umat.

(asw)

Tonton juga video berikut:

ARTIKEL TERKAIT

Loading Loading

BACA JUGA

detikNetwork

Read Entire Article
Makassar Info | Batam town | | |