Dea Lestari Ceritakan Bullying yang Dialaminya hingga Dirawat di Rumah Sakit / Foto: Intagram / Dea Lestari
Jakarta, Insertlive -
Pesinetron Dea Lestari belakangan tengah menjadi sorotan publik usai viral video dirinya tengah menandatangani rapor. Diketahui saat ini Dea menjadi kepala sekolah di Taman Kanak-Kanak (TK) yang didirikannya sejak 10 tahun lalu.
Ternyata TK tersebut didirikan Dea imbas dari masa lalunya yang pernah menjadi korban bullying sejak kelas 2 sampai 6 SD. Dea yang kala itu merupakan murid pindahan mengaku sama sekali tidak memiliki teman.
Namun, Dea mengaku dirinya hanya memiliki satu sahabat yang hingga saat ini masih menjalin hubungan baik. Dea menceritakan sahabat satu-satunya itu sampai harus pindah sekolah lantaran tak tega melihat pemain FTV itu jadi korban bully.
"Aku pindahan aku kelas 2 SD sampai kelas 6, aku nggak punya teman sama sekali. Cuma ada satu sahabat aku, sampai sekarang masih main bareng sama aku. Dia saksi hidup aku, sampai dia pun saking nggak bisa lihatnya (aku di-bully) akhirnya dia yang pindah sekolah bukan aku yang pindah sekolah. Nggak bisa lihat aku di-bully setiap hari, di-bully-nya luar biasa," cerita Dea Lestari, dilansir dari Detikcom, (24/12).
Bahkan Dea menyebut guru-guru di sekolahnya tidak ada yang membela dirinya. Justru mereka seolah semakin menekan Dea dengan menyuruhnya untuk pindah ke sekolah lain.
Merasa lingkungan di sekolahnya tidak baik, menjadi alasan Dea kini mendirikan TK. Ia ingin membuat lingkungan sekolah yang baik dan membina karakter anak sejak dini.
"Waktu itu kebetulan guru-gurunya juga tidak berpihak padaku, tidak berpihak pada anak kecil itu (yaitu aku). Justru mereka kayak, 'Kenapa sih kamu nggak pindah saja?' Malah makin menekan aku. That's why, aku mau menciptakan suatu lingkungan yang baik untuk anak-anak kali ya," tuturnya.
Bahkan akibat bullying tersebut, Dea sampai masuk ke rumah sakit. Di saat itu lah orang tua Dea mengetahui putrinya selama lima tahun menjadi korban bullying.
Pada titik itu emosi Dea akhirnya meluap. Ia sama sekali tak ingin melihat teman-teman yang ingin menjenguk dirinya di rumah sakit.
"Aku ngamuk banget, selama 5 tahun aku nggak pernah marah, di situ aku pecah banget. Aku bilang aku nggak mau dilihat sama orang yang... ya kan mereka penginnya, goals mereka pasti liat aku sakit. Aku nggak akan kasih. Mama baru tahu aku tuh nggak punya teman sama sekali," ceritanya.
Dea juga mengingat salah seorang gurunya yang sempat minta berbincang dengannya. Guru tersebut menanyakan mengapa Dea masih bertahan meski terus dibully teman-teman sekolahnya.
"Ada satu guru, yang aku rasa dia ditakdirkan untuk jaga aku. Dia bilang gini 'Setelah ini ketemu ibu ya, jangan pulang dulu'. 'Aduh apa lagi nih gue? Salah lagi nih gue. Suruh pindah nih gue'. Terus dia bilang 'Kenapa sih kamu masih bertahan? Bukannya saya nyuruh kamu pindah ya'," ungkap Dea.
"Aku bilang kalau aku pindah berarti aku membenarkan, aku bikin mereka menang dengan situasi ini. Aku keras kepala jadi kita lihat siapa yang keras kepala," lanjutnya.
Selama lima tahun Dea harus berjuang melawan bullying yang dialaminya. Setiap hari dirinya selalu disibuki dengan merapikan buku-buku yang telah dirusak temannya. Bahkan, ia sampai harus mencuci tas yang kotor akibat dimasukkan bekas makanan oleh pembully.
Pengalaman pahit itu lah yang akhirnya membuat Dea Lestari bertekad untuk membentuk akhlak anak-anak sejak dini agar tidak menjadi pembully. Ia pun akhirnya mendirikan sekolah TK dan berharap bisa berkontribusi untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman.
"Itu jadi pondasi aku sampai sekarang. Aku set pondasi itu luar biasa solid," pungkasnya.
(kpr/agn)
Tonton juga video berikut:
BACA JUGA
detikNetwork