Oleh: Sumarni
Di tengah arus perkembangan teknologi digital yang semakin pesat, isu etika menjadi salah satu topik yang semakin relevan dan krusial untuk dibahas. Dari media sosial, kecerdasan buatan, hingga privasi data pribadi, setiap aspek kehidupan kita kini dipengaruhi oleh keputusan-keputusan etis yang kita ambil setiap hari.
Dalam konteks ini, muncul pertanyaan mendalam: apakah kita sudah cukup bijaksana dalam menghadapi tantangan etika yang berkembang pesat ini?
Era digital telah mempermudah akses informasi dan komunikasi, namun tidak jarang memunculkan dilema moral yang kompleks. Salah satunya adalah masalah privasi data pribadi.
Dengan semakin canggihnya sistem pengumpulan dan pemanfaatan data, kita harus mempertanyakan sejauh mana perusahaan atau pihak ketiga memiliki hak untuk mengeksploitasi data pribadi kita demi kepentingan bisnis atau penelitian. Banyak individu yang tidak sadar bahwa informasi yang mereka bagikan di dunia maya dapat dengan mudah disalahgunakan atau dimanipulasi.
Inilah tantangan utama dalam menjaga integritas dan privasi di dunia digital.
Selain itu, kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) juga menimbulkan pertanyaan besar mengenai tanggung jawab moral dalam pengembangan dan penggunaan teknologi ini. AI, yang digunakan dalam berbagai sektor seperti kesehatan, transportasi, hingga militer, berpotensi membawa dampak positif, namun juga menantang kita untuk berpikir tentang dampak sosial, ekonomi, dan psikologis yang mungkin ditimbulkan.
Dalam beberapa kasus, kita dihadapkan pada dilema apakah keputusan yang diambil oleh sistem berbasis AI sudah cukup adil atau justru menciptakan ketidaksetaraan?
Tak hanya itu, fenomena media sosial juga memberikan dampak besar dalam kehidupan sosial masyarakat. Banyak orang merasa lebih bebas dalam mengungkapkan pendapat, namun sayangnya kebebasan tersebut sering kali disalahgunakan untuk menyebarkan hoaks, ujaran kebencian, atau bahkan menanggalkan empati terhadap sesama.
Meskipun etika berperan penting dalam membentuk perilaku di dunia maya, banyak individu yang masih merasa bahwa mereka dapat bersembunyi di balik anonimitas online, mengabaikan dampak dari tindakannya terhadap masyarakat secara lebih luas.
Sebagai seorang mahasiswa program doktoral di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, saya menyadari bahwa etika dalam perkembangan teknologi digital tidak hanya melibatkan teori atau kajian akademis semata, namun lebih penting lagi, bagaimana kita sebagai individu dan masyarakat bisa mengambil langkah konkret untuk memitigasi risiko-risiko yang ada.
Pendidikan etika yang lebih mendalam dan inklusif sangat diperlukan agar generasi mendatang mampu memahami dan menghadapi tantangan moral yang semakin kompleks di dunia digital.
Etika bukan hanya sebuah konsep abstrak yang harus dipelajari di ruang kelas, tetapi juga sebuah prinsip dasar yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terlebih di era yang serba digital ini. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk mengembangkan kesadaran akan tanggung jawab moral dalam setiap tindakan yang kita lakukan, baik di dunia nyata maupun dunia maya.
Sebuah perubahan yang dimulai dari pemahaman kita tentang etika akan memberikan dampak yang signifikan, bukan hanya untuk diri kita, tetapi juga untuk masyarakat dan peradaban yang lebih adil dan sejahtera.
(Penulis adalah Mahasiswa Program Doktoral Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin)