Gaya Hidup Simpel yang Bisa Cegah Kanker di Usia Dini/Foto: iStock
Jakarta, Insertlive -
Kanker merupakan penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel abnormal tak terkontrol yang bisa berpotensi menyebar ke bagian tubuh lain. Sel dalam kanker ini bisa merusak jaringan tubuh normal dan menjadi tumor. Dalam jenisnya, kanker terbagi dalam beberapa jenis.
Mulai dari kanker mata hingga kanker serviks yang menyerang organ kelamin wanita. Kanker ini bisa menjadi berbahaya hingga berpotensi kematian karena saat sel-sel dalam tubuh mengalami mutasi mereka bisa membelah diri secara tak terkontrol.
Sel kanker ini mengambil nutrisi dari sel-sel sehat di sekitarnya hingga sel sehat tak mendapat nutrisi yang cukup untuk berfungsi dengan baik. Sel yang menyebar ke bagian tubuh itu dialiri melalui darah atau sistem limfatik yang dikenal dengan proses metastasis.
Demi mencegah kanker, ada sejumlah cara yang bisa dilakukan seperti melakukan kombinasi gaya hidup sehat hingga deteksi dini dan melakukan vaksinasi.
Gaya hidup sehat ini meliputi pola makan yang baik, olahraga teratur, hingga menghindari rokok serta alkohol berlebihan.
Selain itu, deteksi dini melalui pemeriksaan rutin dan skrining juga bisa dilakukan demi bisa mendeteksi kanker di tahap awal. Vaksinasi juga bisa dilakukan dengan memberikan hepatitis B dan HPV.
Sejalan dengan pencegahan kanker, Kementerian Kesehatan Indonesia bekerjasama dengan CRUK (Cancer Research United Kingdom) dalam membuat seminar 'Penerapan Precision Medicine Dalam Pelayanan Kesehatan'.
Seminar pencegahan kanker/ Foto: Dok. Istimewa
"Precision Medicine tadi sudah dibahas ya dan saat ini kita juga sudah mengarah pada Precision Medicine atau pengobatan yang tepat berbasis pada genetik masing-masing individu. Jadi diperlukan riset khususnya di bidang kanker," kata Dr. Dra. Lucia Rizka Andalusia dalam rilis pada InbsertLive.
"Riset kita saat ini memang belum terlalu maju dibandingkan negara-negara lainnya. Oleh karena itu kesempatan ini sangat baik dan bermanfaat bagi kita, apalagi CRUK memiliki hasil riset terapi terutama bagi pasien kanker. Dan ini sangat penting, karena itu kita harus bekerjasama dengan institusi-institusi yang establish," sambungnya.
Dalam seminar ini, dirilis juga PathGen yang disebutkan bisa melakukan skrining dan deteksi dini pada pasien kanker.
"PathGen merupakan sebuah startup yang saya dirikan karena saya sendiri merupakan pasien kanker dulu sempat di treatment di Indonesia. Dengan upaya kita bisa meningkatkan kualitas Diagnostik dan tes genetik untuk pasien kanker dan penyakit lainnya yang ada di Indonesia," kata CEO & Founder PathGen Diagnostik Teknologi, Dr. Susanti.
"Kami juga berharap menjadi salah satu pelopor dalam mengembangkan inovasi-inovasi di dalam negeri sehingga kita bisa meningkatkan ketahanan nasional di bidang alat diagnostik dan produk-produk yang kita hasilkan sesuai untuk digunakan oleh pasien-pasien di Indonesia," pungkasnya.
Diketahui, Data Global Cancer Observatory mencatat sebanyak 408.661 orang di Indonesia mengidap penyakit kanker dengan angka kematian sebesar 242.099 atau lebih dari 50 persen dari total kasus secara keseluruhan.
Hingga saat ini jumlah kasus kanker di Indonesia terus meningkat dan diprediksi akan terus melonjak hingga lebih dari 70 persen pada tahun 2050 mendatang, jika langkah pencegahan dan deteksi dini tidak diperkuat.