Kepanjangan Nama Kota Depok, Daerah Pemukiman Orang.../Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta, Insertlive -
Depok dikenal sebagai salah satu kota otonom yang berbatasan dengan Jakarta, Tangerang, Bekasi, serta Bogor.
Kota yang memiliki populasi penduduk sekitar 2 juta jiwa ini memiliki sejarah panjang yang dimulai dari abad ke-17.
Dilansir dari CNBC Indonesia, sejarah mencatat bahwa Depok diambil dari singkatan bahasa Belanda yakni De Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen.
Kalimat tersebut dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai Organisasi Kristen Protestan Pertama.
Kaitan Depok dengan agama Kristen Protestan itu bermula dari peran pegawai VOC bernama Chastelein yang memulai kariernya di kongsi dagang sejak usia 20 tahun.
Chastelein dikenal sebagai sosok pekerja keras dari pengawas gudang hingga menjadi saudagar utama serta anggota Dewan Kota Batavia.
Selama bertugas, pria kelahiran 1658 itu menerima gaji bulanan cukup besar yakni 200 gulden hingga 350 gulden.
Alih-alih untuk berpesta dan dihamburkan, Chastelein memilih membeli tanah di sekeliling Batavia tahun 1693.
Tanah pertama yang dibelinya adalah Gambir tempat menanam tebu.
Setelah dua tahun pensiun dari VOC, ia membeli tanah di Serengseng yang kini disebut sebagai Lenteng Agung dan menikmati masa tuanya di sana.
Selama menikmati masa tuanya, Chastelein tak hanya membawa keluarganya melainkan juga para budaknya yang mencapai 150 orang.
Para budak itu ditugaskan mengelola rumah besar di Serengseng serta mengurus perkebunan di tanahnya yang ada di kawasan Mampang dan Depok.
Tiga bulan sebelum meninggal pada 13 Maret 1714, Chastelein menuliskan surat wasiat di mana ia ingin membagikan seluruh hartanya pada keluarga juga budak-budaknya agar bisa sejahtera dan hidup mandiri.
Hal itu yang membuat para budak mendirikan organisasi kristen protestan.
Lama-lama, tempat komunitas tersebut berubah menjadi Belanda Depok.
Seiring waktu mulai bermunculan kepanjangan Depok. Salah satunya mengartikannya sebagai 'Daerah Pemukiman Orang Kota'.
(dis/fik)