Mengapa Natal Dirayakan Setiap 25 Desember? Ini Sejarah dan Penjelasannya

9 hours ago 7

Ilustrasi natal Mengapa Natal Dirayakan Setiap 25 Desember? Ini Sejarah dan Penjelasannya (Foto: Freepik)

Jakarta, Insertlive -

Setiap tahunnya, Hari Natal selalu diperingati pada tanggal 25 Desember. Tanggal ini sudah begitu lekat dengan perayaan Natal di seluruh dunia. Namun, pernahkah Insertizen bertanya mengapa Natal ditetapkan tepat pada tanggal 25 Desember?

Faktanya, Alkitab tidak secara langsung menyebutkan tanggal kelahiran Yesus Kristus. Karena itu, masih banyak orang, termasuk umat Kristiani sendiri, yang belum sepenuhnya memahami alasan di balik pemilihan tanggal 25 Desember sebagai Hari Natal.

Seiring berjalannya waktu, muncul berbagai teori yang menjelaskan penetapan tanggal ini. Mulai dari pandangan yang menyebut Natal diadaptasi dari perayaan kuno, hingga perhitungan teologis yang digunakan oleh gereja pada masa awal Kekristenan. Berikut penjelasan mengenai sejarah penetapan Hari Natal yang telah dirangkum InsertLive dari berbagai sumber.


Teori Menggantikan Hari Raya Pangan

Salah satu teori yang paling sering dibahas terkait penetapan tanggal Natal adalah dugaan bahwa perayaan ini berkaitan dengan tradisi kuno Romawi. Pada masa itu, bangsa Romawi merayakan sebuah hari besar bernama "Dies Natalis Solis Invicti", yang berarti "Kelahiran Dewa Matahari yang Tak Terkalahkan". Perayaan ini jatuh pada 25 Desember dan bertepatan dengan titik balik matahari musim dingin, saat hari mulai bertambah panjang setelah malam terpanjang dalam setahun.

Ketika Kekristenan mulai berkembang, umat Kristen awal melihat makna simbolis dari momen tersebut. Yesus Kristus dipahami sebagai "Terang Dunia", yakni sosok yang membawa cahaya dan harapan bagi umat manusia. Karena itu, tanggal 25 Desember dinilai tepat untuk memperingati kelahiran-Nya, sekaligus memberikan makna baru pada perayaan yang sebelumnya identik dengan pemujaan dewa matahari.

Langkah ini juga dianggap sebagai cara gereja awal untuk mengalihkan perhatian umat dari ritual pagan menuju perayaan iman Kristen. Alih-alih menghapus tradisi lama sepenuhnya, maknanya diubah dan diisi dengan pesan spiritual yang baru. Seiring waktu, peringatan kelahiran Yesus pada tanggal tersebut semakin diterima luas dan akhirnya dikenal sebagai Hari Natal hingga sekarang.

Teori Perhitungan Hari Raya Paskah

Selain dikaitkan dengan tradisi kuno, penetapan tanggal 25 Desember sebagai Hari Natal juga diyakini berangkat dari perhitungan teologis dalam tradisi Gereja awal. Teori ini berhubungan erat dengan Hari Raya Paskah, momen penting yang memperingati wafat dan kebangkitan Yesus Kristus.

Dalam perhitungan yang berkembang di kalangan umat Kristen awal, Yesus dipercaya wafat di kayu salib pada tanggal 25 Maret. Tanggal tersebut kemudian dianggap sebagai hari konsepsi Yesus. Jika dihitung sembilan bulan sejak saat itu, maka kelahiran-Nya diyakini jatuh pada 25 Desember.


Pandangan ini juga diperkuat oleh sejumlah catatan kuno. Beberapa tokoh gereja awal seperti Tertullian dan Ignatius dari Antiokhia menyinggung tradisi perayaan kelahiran Yesus yang jatuh pada akhir Desember. Meski tidak ditulis sebagai ketetapan resmi, kesaksian mereka menunjukkan bahwa tanggal tersebut sudah dikenal dan diperingati oleh komunitas Kristen sejak masa awal.

Pada akhirnya, terlepas dari teori mana yang paling mendekati kebenaran sejarah, tanggal 25 Desember telah diterima secara luas sebagai hari perayaan Natal.

Kapan Sebenarnya Yesus Lahir?

Pertanyaan tentang waktu kelahiran Yesus Kristus kerap memicu rasa penasaran, terutama saat Natal tiba. Alkitab memang mencatat kisah kelahiran Yesus secara jelas dalam Injil Matius dan Lukas. Diceritakan bahwa Yesus lahir di Betlehem, di tanah Yudea, dari seorang perawan bernama Maria. Namun, satu hal yang menarik, Alkitab tidak pernah menyebutkan secara pasti tanggal maupun waktu kelahiran-Nya.

Meski begitu, petunjuk sejarah tetap bisa ditelusuri. Injil menyebutkan bahwa kelahiran Yesus terjadi pada masa pemerintahan Raja Herodes. Dari catatan sejarah yang dikutip berbagai sumber, Raja Herodes diketahui wafat pada tahun 4 Sebelum Masehi. Sebelum kematiannya, Herodes memerintahkan pembunuhan semua anak laki-laki berusia di bawah dua tahun di Betlehem. Peristiwa ini menjadi petunjuk penting bagi para sejarawan dalam memperkirakan usia Yesus saat itu.

Berdasarkan rangkaian peristiwa tersebut, banyak ahli sejarah sepakat bahwa Yesus kemungkinan besar lahir antara tahun 6 hingga 4 sebelum Masehi. Artinya, secara penanggalan modern, kelahiran Yesus justru terjadi beberapa tahun sebelum tahun 1 Masehi yang selama ini dikenal sebagai awal kalender Kristen.

Lalu bagaimana dengan tanggal kelahirannya? Dalam tradisi Gereja, terdapat pandangan teologis yang menyebutkan bahwa Yesus lahir pada tanggal 25 bulan Kislev menurut kalender Yahudi. Jika disesuaikan dengan kalender Gregorian yang digunakan saat ini, tanggal tersebut kurang lebih bertepatan dengan 25 Desember. Dari sinilah kemudian tanggal tersebut dipilih dan ditetapkan sebagai hari peringatan kelahiran Yesus Kristus.

Meski tidak dapat dipastikan secara historis, penetapan tanggal Natal lebih dimaknai sebagai simbol iman dan perayaan spiritual. Lebih dari sekadar penanda waktu, Natal menjadi momen bagi umat Kristen di seluruh dunia untuk mengenang kelahiran Yesus Kristus sebagai Juruselamat yang membawa terang, harapan, dan keselamatan bagi umat manusia.

Demikian penjelasan singkat mengenai sejarah di balik perayaan Natal setiap 25 Desember. Semoga menambah wawasan dan makna bagi Insertizen dalam merayakan Natal.

(sgc/and)

Tonton juga video berikut:


Read Entire Article
Makassar Info | Batam town | | |