Penjelasan Budayawan Jawa soal Kendi di Acara Siraman Luna Maya yang Dipecahkan/Foto: Instagram@lunamaya
Jakarta, Insertlive -
Luna Maya dan Maxime Bouttier kini tengah berbahagia usai resmi menikah pada Rabu (7/5). Sebelum dipersunting Maxime Bouttier, Luna Maya menggelar prosesi siraman jelang pernikahannya dengan aktor berdarah Prancis tersebut.
Ada momen menarik di acara siraman Luna Maya. Di akhir acara, Desa Maya, sang ibunda memecahkan kendi air yang sudah kosong.
Tradisi pecah kendi merupakan bagian dari rangkaian siraman tradisi Jawa yang dilakukan dalam acara pernikahan dengan tujuan untuk membuka pintu rezeki dan keberkahan bagi kedua mempelai.
Pecah kendi biasanya dilakukan oleh orang tua mempelai atau anggota keluarga lain yang telah diangkat sebagai penanggung jawab.
Namun hal ini tiba-tiba memicu pro dan kontra. Tradisi pecah kendi seharusnya tidak demikian. Budayawan Jawa, R Surodjo menjelaskan jika mengikuti adat Jawa kendi seharusnya tidak dipecahkan.
"Ada beberapa budaya antar masyarakat satu dengan yang lain. Khusus budaya Jawa yang bersumber dari keraton dan dari Mangkunegaran itu bahwa penggunaan kendi yang berisi air itu tidak pecah kalau di Jawa," jelasnya R Surodjo dikutip dari YouTube VOI berjudul VOIdukasi: Makna Mendalam di Balik Ritual Pecah Kendi pada Kamis (8/5).
Pernikahan Luna Maya dan Maxime/ Foto: Instagram@lunamaya
R Surodjo mengatakan kendi hanya sebagai simbol pecah pamor. Hal ini juga menjadi representasi doa kepada Yang Maha Kuasa.
"Untuk sebagai perlambang bahwa kendi itu digunakan dalam acara ada manten. Itu ada doa atau semacam lambang bahwa kendi yang berisi air itu untuk manten putri diharapkan menjadi pecah pamor, jadi memecahkan pamor putri," tambahnya.
Kendati demikian, R Surodjo mengatakan ritual kendi di beberapa daerah memang berbagai macam versi.
Ada yang memecah kendi sebagai simbol untuk memecah rezeki. Apapun bentuk ritualnya, tujuan tradisi ini yaitu mengharapkan pertolongan Tuhan dalam menjalankan kehidupan.
"Saya lihat di masyarakat lain itu ada perbedaan. Zaman Majapahit itu dipecah. Sebagai lambang, wujud harapan doa untuk memecah rezeki. Ini melambangkan wujud doa kepada Yang Maha Kuasa," tuturnya.
(naa/fik)
Tonton juga video berikut: