Perbedaan Perayaan Natal dan Tahun Baru di Indonesia dan Negara Lain

5 hours ago 3

Ilustrasi natal Perbedaan Perayaan Natal dan Tahun Baru di Indonesia dan Negara Lain (Foto: Freepik)

Jakarta, Insertlive -

Perayaan Natal dan Tahun Baru selalu identik dengan suasana meriah, libur panjang, serta tradisi khas di berbagai negara.

Meski dirayakan pada waktu yang sama, cara masyarakat menyambut dua momen ini ternyata bisa sangat berbeda antara Indonesia dan negara lain.

Perbedaan latar budaya, agama, hingga sejarah membuat perayaan Natal dan Tahun Baru memiliki ciri khas tersendiri di setiap negara.


Berikut perbedaan perayaan Natal dan Tahun Baru di Indonesia dan berbagai negara lain yang telah dirangkum InsertLive.

1. Indonesia

Di Indonesia, perayaan Natal bagi umat Kristen umumnya diawali dengan mengikuti ibadah di gereja. Momen ini menjadi inti dari perayaan Natal, di mana umat berkumpul untuk berdoa dan mengenang kelahiran Yesus Kristus.

Seusai ibadah, suasana Natal biasanya semakin terasa dengan berbagai kegiatan gereja, salah satunya pementasan drama bertema kelahiran Yesus. Menariknya, drama-drama ini tak melulu mengisahkan cerita Alkitab, tetapi sering dikemas dengan sentuhan kehidupan masa kini agar pesannya lebih dekat dengan jemaat.

Perayaan kemudian berlanjut di rumah masing-masing. Tradisi menjamu keluarga dan tetangga masih kuat dijaga, terutama dengan sajian aneka kue khas Natal seperti nastar, kastengel, hingga putri salju.

Sementara itu, libur Natal dan Tahun Baru di Indonesia juga identik dengan kebiasaan berkumpul bersama keluarga. Malam pergantian tahun kerap diwarnai dengan pesta kembang api, tiupan terompet, dan tawa anak-anak muda yang merayakannya bersama teman-teman.


Bagi kalangan yang lebih dewasa, momen ini biasanya dimanfaatkan untuk acara bakar-bakar sederhana, mulai dari ikan hingga daging, sambil berbincang dan merefleksikan perjalanan hidup sepanjang tahun.

Tak sedikit pula masyarakat yang memilih menghabiskan libur akhir tahun dengan bepergian. Destinasi seperti Puncak Bogor, pantai, hotel, hingga taman wisata menjadi tujuan favorit demi menikmati suasana berbeda sekaligus melepas rindu bersama keluarga. Tradisi berlibur inilah yang membuat penghujung tahun di Indonesia kerap diwarnai dengan berita macet panjang.

2. Paris, Prancis

Di Prancis, perayaan Tahun Baru dikenal dengan sebutan Jour des Étrennes. Momen ini dimaknai sebagai awal baru untuk meninggalkan kesedihan di tahun sebelumnya dan menyambut harapan, keberuntungan, serta kesuksesan di tahun yang akan datang.

Masyarakat Prancis biasanya merayakan Jour des Étrennes dengan berkumpul bersama keluarga atau sahabat terdekat. Perayaan bisa dilakukan di restoran atau bar, namun banyak orang lebih memilih merayakannya di rumah. Menariknya, pesta Tahun Baru di Prancis kerap diramaikan dengan penggunaan kostum atau pakaian unik favorit, mirip suasana halloween, sehingga acara terasa lebih santai dan penuh warna.

Tradisi yang tak kalah penting adalah saling bertukar hadiah. Momen ini menjadi ajang berbagi doa dan ucapan selamat Tahun Baru, sekaligus menyampaikan harapan serta resolusi untuk satu tahun ke depan. Kebiasaan ini dipercaya membawa keberuntungan sekaligus mempererat hubungan antarsesama.

Setelah itu, perayaan berlanjut dengan makan malam bersama. Hidangan laut seperti oyster sering jadi menu pembuka yang cukup populer dan sering hadir di meja makan saat malam perayaan. Berbagai hidangan khas Prancis juga disajikan, termasuk aneka kue penutup. Salah satu yang paling ikonik adalah kue cokelat berbentuk batang kayu atau bûche de Noël. Selain bentuk batang kayu, kue-kue yang disajikan kerap dibuat dengan simbol-simbol Natal dan Tahun Baru seperti pohon cemara, lonceng, atau hati.

Saat malam semakin larut, masyarakat Prancis biasanya keluar rumah untuk menikmati pesta kembang api. Area sekitar Menara Eiffel menjadi salah satu titik favorit untuk merayakan pergantian tahun. Karena bertepatan dengan musim dingin, warga dan wisatawan cenderung melengkapi perayaan ini dengan segelas anggur merah untuk menghangatkan tubuh.

3. Spanyol

Perayaan Natal di Spanyol dikenal dengan nuansa yang meriah dan penuh tradisi. Malam Natal di negara ini disebut La Misa del Gallo atau Misa Ayam. Nama unik ini berasal dari kepercayaan lama bahwa ayam jantan akan berkokok tepat pada tengah malam untuk menandai kelahiran Yesus Kristus.

Sebelum menghadiri misa malam Natal, masyarakat Spanyol biasanya menikmati jamuan makan bersama keluarga. Salah satu hidangan yang cukup populer adalah Pavo Trufado de Navidad, yaitu kalkun yang diolah dengan truffle. Sementara di wilayah pesisir dan barat laut Spanyol, hidangan laut segar justru menjadi menu utama yang tak boleh terlewat.

Ada sebuah ungkapan terkenal di Spanyol yang berbunyi Esta noche es Noche Buena, Y no es noche de dormir, yang berarti 'Malam Natal adalah malam yang baik dan bukan untuk tidur.' Ungkapan ini menggambarkan kebiasaan masyarakat yang tetap terjaga hingga larut malam setelah misa. Jalanan pun cenderung dipenuhi warga yang berjalan sambil membawa obor, diiringi musik gitar, rebana, dan drum yang menciptakan suasana Natal yang hangat dan penuh sukacita.

Ucapan Selamat Natal juga menjadi bagian penting dalam perayaan. Selain Feliz Navidad yang paling umum didengar, terdapat variasi ucapan sesuai wilayah, seperti Bon Nadal di Catalunya, Bo Nadal di Galicia, dan Eguberri On di wilayah Basque. Ragam bahasa ini mencerminkan kekayaan budaya Spanyol yang tetap hidup dalam perayaan Natal.

Tak berhenti di sana, rangkaian perayaan Natal dan Tahun Baru di Spanyol berlanjut hingga 6 Januari melalui festival Epiphany atau Fiesta de los Tres Reyes Magos. Perayaan ini mengenang kedatangan Tiga Raja Bijak yang membawa hadiah bagi bayi Yesus. Dalam parade yang digelar, ketiga raja digambarkan datang menaiki unta, baik replika maupun unta sungguhan, menciptakan tontonan yang selalu dinanti oleh anak-anak dan wisatawan setiap tahunnya.

4. Argentina

Di Argentina, suasana Natal sudah terasa jauh sebelum bulan Desember berakhir. Banyak keluarga bahkan mulai bersiap sejak akhir November. Hal ini karena mayoritas penduduk Argentina menganut agama Katolik dan Adven, sehingga perayaan Natal menjadi salah satu momen paling penting dalam kalender tahunan mereka.

Rumah-rumah warga cenderung dihias dengan meriah menggunakan lampu warna warni dan karangan bernuansa hijau, merah, emas, dan putih yang menghiasi pintu serta halaman. Di dalam rumah, hampir selalu terdapat pesebre, yaitu miniatur kandang Natal berisi patung Maria, Yusuf, dan bayi Yesus yang biasanya diletakkan di dekat pohon Natal sebagai simbol utama perayaan.

Berbeda dengan negara di belahan bumi utara, Natal di Argentina dirayakan di tengah musim panas. Suhu yang hangat membuat perayaan ini berlangsung lebih santai dan terbuka. Malam Natal menjadi waktu berkumpul bersama keluarga besar, lengkap dengan pesta makan malam yang tak jarang diiringi acara BBQ khas Argentina. Kembang api pun menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan yang berlangsung hingga larut malam.

Menjelang tengah malam, keluarga juga cenderung bertukar hadiah sambil menikmati suasana hangat kebersamaan. Salah satu tradisi unik yang masih dijaga hingga kini adalah Globos. Tradisi ini dilakukan dengan menerbangkan lentera kertas berbentuk silinder berwarna putih yang berisi cahaya api ke langit malam. Pemandangan ratusan globos yang melayang perlahan dipercaya melambangkan harapan dan doa baik untuk tahun yang akan datang.

5. Jerman

Perayaan Natal di Jerman dikenal sarat dengan tradisi unik yang sudah diwariskan turun-temurun. Salah satu yang paling melirik perhatian adalah kehadiran pohon Natal yang ada hampir di setiap rumah. Pohon ini tak hanya dihias ornamen biasa, tetapi juga dilengkapi Christbaumgebäck, yaitu adonan kue berwarna putih yang dibentuk menjadi berbagai figur lucu sebelum dipanggang. Kue-kue ini kemudian digantung atau dipajang sebagai bagian dari dekorasi Natal.

Saat malam perayaan tiba, masyarakat Jerman juga memiliki kebiasaan menikmati Pfannkuchen, donat isi khas yang biasanya berisi selai manis. Namun, ada satu tradisi yang membuat suasana jadi lebih seru di negara ini. Beberapa donat sengaja diisi mustard sebagai kejutan.

Konon, siapa pun yang tanpa sengaja memakan donat berisi mustard dipercaya akan menghadapi tahun yang kurang beruntung. Meski terdengar usil, tradisi ini justru kerap memancing tawa dan menjadi hiburan tersendiri di tengah perayaan keluarga.

Untuk menghangatkan tubuh di musim dingin, orang-orang Jerman biasanya menikmati Feuerzangenbowle. Minuman tradisional ini terbuat dari anggur merah panas yang dipadukan dengan gula dan rempah, lalu disiram rum beralkohol yang dibakar di atasnya. Feuerzangenbowle hampir selalu hadir saat Natal dan Tahun Baru, menjadi simbol kehangatan dan kebersamaan di tengah udara dingin khas Eropa.

6. Italia

Perayaan Natal di Italia lekat dengan nuansa religius yang kuat dan tradisi keluarga yang hangat. Selain menghias rumah dengan pohon Natal, banyak keluarga di negara ini juga menampilkan Nativity atau presepe, yaitu rangkaian patung kelahiran Yesus yang menampilkan bayi Yesus, Maria, dan Yusuf. Tradisi ini sangat dijunjung tinggi, bahkan di beberapa kota seperti Napoli, sebab seni pembuatan patung presepe telah menjadi warisan budaya yang terus dilestarikan.

Maka dari itu, menjelang Natal, para pengrajin patung kayu dan tanah liat biasanya dipenuhi pesanan. Setiap keluarga berlomba menghadirkan Nativity terbaik di rumah mereka sebagai simbol iman dan penghormatan terhadap kelahiran Yesus Kristus. Tak jarang, presepe ini dipajang di ruang tamu hingga awal tahun baru.

Malam Natal di Italia juga identik dengan tradisi kuliner yang khas, salah satunya jamuan tujuh hidangan ikan yang dimasak dengan cara tradisional. Menu ini dipercaya melambangkan kesederhanaan sekaligus penghormatan terhadap ajaran gereja. Berbagai jenis ikan dan hasil laut diolah menjadi sajian istimewa yang dinikmati bersama keluarga besar sebelum mengikuti misa tengah malam.

7. Palestina

Natal memiliki makna yang sangat istimewa di Palestina. Perayaan ini tak lepas dari keberadaan Betlehem, kota bersejarah yang diyakini sebagai tempat kelahiran Yesus Kristus. Kota kecil ini terletak sekitar 10 kilometer di sebelah selatan Yerusalem dan setiap tahunnya menjadi pusat perhatian umat Kristiani dari berbagai penjuru dunia.

Menjelang dan saat Natal, Betlehem dipenuhi suasana meriah. Salah satu tradisi yang paling mencolok adalah parade keliling kota yang diiringi alunan musik band bagpipe. Tradisi ini memiliki nilai sejarah tersendiri. Musik bagpipe sempat ditinggalkan setelah masa pendudukan Inggris pada awal abad ke-20, namun kini kembali dihidupkan sebagai bagian dari perayaan Natal yang penuh makna dan simbol persatuan.

Ribuan peziarah biasanya memadati area sekitar Gereja Kelahiran, salah satu gereja tertua di dunia yang berdiri di atas lokasi yang dipercaya sebagai tempat lahirnya Yesus. Misa malam Natal digelar dengan khidmat dan menjadi puncak perayaan yang disiarkan ke berbagai negara di sini.

Menariknya, tidak semua gereja di Palestina merayakan Natal pada tanggal yang sama. Gereja Ortodoks Yunani dan Gereja Apostolik Armenia merayakan Natal pada 6 atau 7 Januari. Perbedaan ini terjadi karena penggunaan kalender yang berbeda, yakni kalender Julian dan Gregorian. Meski tanggal perayaannya tak sama, makna Natal tetap menjadi momen penting yang menyatukan umat dalam suasana doa dan pengharapan.

8. Korea Selatan

Berbeda dengan Korea Utara yang melarang perayaan Natal, Korea Selatan justru menetapkan Hari Natal sebagai hari libur nasional. Saat Desember tiba, jalan-jalan utama hingga pusat perbelanjaan di Seoul dipenuhi dekorasi lampu yang gemerlap. Sosok Santa Claus pun hadir dengan gaya yang sedikit berbeda. Di Korea Selatan, Santa dikenal dengan sebutan Santa Kollosu. Menariknya, kostum Santa tidak selalu identik dengan warna merah dan putih. Banyak Santa di Korea Selatan tampil mengenakan pakaian biru ataupun merah.

Tradisi saling bertukar hadiah juga menjadi bagian penting dari perayaan Natal di Korea Selatan, terutama di kalangan anak muda dan pasangan. Meski hadiah berupa barang tetap populer, memberikan uang atau gift card justru sering dianggap lebih praktis dan umum dilakukan.

Ucapan Selamat Natal di Korea Selatan juga beragam. Untuk penggunaan sehari-hari, masyarakat biasanya mengucapkan Seongtanjeol jal bonaeyo atau Jeulgaeun Krismas doeseyo. Sementara di kalangan umat Kristen, ucapan Sungtan chukhahaeyo kerap digunakan sebagai bentuk perayaan atas kelahiran Yesus Kristus.

9. Amerika Serikat

Amerika Serikat dikenal memiliki salah satu perayaan Tahun Baru paling ikonik di dunia. Pusat perayaannya berlangsung di Times Square, New York, dengan tradisi hitung mundur yang diakhiri turunnya bola kristal tepat saat tengah malam. Ribuan orang dari berbagai penjuru dunia pasti akan memadati kawasan ini meski suhu musim dingin cukup ekstrem. Acara tersebut juga disiarkan secara langsung dan menjadi tontonan jutaan orang di seluruh dunia.

Meski perayaan di ruang publik sangat populer, ada juga keluarga Amerika yang justru memilih merayakan pergantian tahun dengan cara yang lebih sederhana. Contoh merayakannya seperti menggelar pesta kecil di rumah, makan malam bersama keluarga, atau berkumpul sambil menonton siaran Tahun Baru di televisi.

10. Brasil

Brasil menyambut tahun baru dengan perayaan yang dikenal sebagai Reveillon. Masyarakat biasanya mengenakan pakaian serba putih sebagai simbol kedamaian dan awal yang bersih. Di kota-kota pantai seperti Rio de Janeiro, perayaan dilakukan di tepi laut dengan menyalakan lilin dan melakukan ritual simbolis yang melambangkan harapan dan keberuntungan di tahun mendatang.

Di Brasil, Tahun Baru dirayakan dengan penuh warna dalam sebuah perayaan yang dikenal sebagai Réveillon. Tradisi ini identik dengan penggunaan pakaian serba putih yang dipercaya melambangkan kedamaian, harapan baru, dan keberuntungan di tahun yang akan datang.

Di kota-kota pesisir seperti Rio de Janeiro, perayaan Tahun Baru berpusat di pantai. Ribuan orang berkumpul di tepi laut untuk menyalakan lilin, melempar bunga ke laut, dan melakukan berbagai ritual simbolis sebagai bentuk doa dan harapan. Perayaan ini juga dianggap sebagai momen untuk refleksi dan pengharapan. Selain itu, perayaan ini juga dilengkapi dengan kembang api yang menjadi penutup perayaan, sehingga menciptakan suasana magis yang menjadi ciri khas Tahun Baru di Brasil.

Perayaan Natal dan Tahun Baru memang punya wajah yang berbeda di setiap negara. Ada yang merayakannya dengan ibadah khidmat, ada pula yang menyambutnya lewat pesta meriah dan tradisi unik. Meski caranya beragam, momen ini tetap menjadi waktu untuk berkumpul, berbagi cerita, dan menyambut harapan baru bersama orang-orang terdekat.

(Steffy Gracia/arm)

Tonton juga video berikut:


Read Entire Article
Makassar Info | Batam town | | |