Sebelum Meninggal Dunia, Ray Sahetapy Sempat Ngobrol soal Kematian dengan Anak

1 week ago 16

Surya Sahetapy Sebelum Meninggal Dunia, Ray Sahetapy Sempat Ngobrol soal Kematian dengan Anak / Foto: Ahsan/detikHOT

Jakarta, Insertlive -

Ray Sahetapy telah meninggal dunia pada 1 April 2025 lalu. Ternyata, sebelum menghembuskan napas terakhirnya, Ray Sahetapy sempat membahas soal kematian dengan putranya, Surya Sahetapy.

Meski terbilang tabu, tapi Surya merasa topik tersebut penting untuk dibahasnya bersama sang ayahanda. Bagaimana tidak, berkat perbincangan itu, Surya mengaku jauh lebih ikhlas menerima kepergian Ray Sahetapy.

"Jadi pas pulang ke Indonesia, saya sudah siap ketika ayah harus meninggalkan saya," ujar Surya, putra Ray Sahetapy saat menjadi bintang tamu program Pagi Pagi Ambyar Trans TV, Rabu (9/4).


Surja menjelaskan hal terpenting dari obrolannya dengan mendiang Ray Sahetapy bukan soal kematian. Namun, bagaimana cara mengikhlaskan kepergian orang tersayang lah yang jadi poin utama dari pembahasan tersebut.

"Diskusi itu sangat berharga. Bukan soal kematiannya, tapi gimana caranya kita mengikhlaskan orang tersebut. Mungkin ini tabu, tapi sangat penting untuk dibahas. Topik kematian ini bisa membuat kita mengikhlaskan orang yang kita cintai saat dia meninggalkan kita. Saya berduka selama 12 tahun atas kematian Gisca (kakak perempuan) dan itu tidak mudah. Sekarang, ketika tahu ayah meninggal, saya berpikir saya harus siap menerima ini dengan mengingat kenangan-kenangan yang berharga," tutur Surya Sahetapy.

Surya pun mengenang pesan mendiang ayahandanya agar ia selalu memperjuangkan komunitas tuli.

"Jadi pesan Ayah, Surya harus terus memperjuangkan komunitas tuli sampai Allah memanggil. Ayah juga ingin membantun teater khusus tuli saat itu, sampai Allah memanggil juga akhirnya teater ini masih berjalan," kenang Surya.

Surya juga mengaku sempat berat saat meninggalkan Ray Sahetapy ketika ia harus berangkat ke Amerika. Namun, Ray selalu menenangkan perasaannya dan selalu memberikan dukungan.


"Ketika ngobrol sama Ayah, pada saat tu memang diskusinya sangat berat ya. Sempat nangis juga pas saya meninggalkan dia buat ke Amerika. (Di awal-awal) setiap tahun saya nangis. Gimana kalau saya nggak bisa ketemu lagi. Tapi Ayah, Ibu, Kakak, Adik, keponakan, semua video call saya. Setiap saat membantu saya, menenangkan saya saat pertama kali ke Amerika," pungkasnya.

(kpr/kpr)

Tonton juga video berikut:

Read Entire Article
Makassar Info | Batam town | | |