Mitos Implan Payudara Harus Diganti Setiap 5 Tahun Sekali? Ini Kata Ahli/Foto: Photo by philippe spitalier on Unsplash
Jakarta, Insertlive -
Implan payudara merupakan salah satu prosedur bedah plastik yang umumnya dilakukan oleh perempuan.
Tindakan implan payudara ini biasanya dipilih para perempuan untuk mengubah bentuk payudara yang mengalami perubahan akibat faktor usia, menyusui, atau genetik.
Tidak hanya itu, implan payudara juga dilakukan untuk meningkatkan rasa percaya diri dan membuat tubuh terlihat lebih ideal hingga seksi.
Prosedur implan payudara sendiri adalah memasukkan silikon atau saline (air garam steril) ke dalam payudara.
Meski prosedur operasi estetika ini terbilang aman dan tahan lama digunakan dalam jangka waktu panjang, ada saja mitos seputar implan payudara yang beredar di masyarakat.
Salah satu mitos yang meliputi seputar implan payudara ini adalah implan harus diganti setiap lima tahun sekali.
Dokter Chakrit Eaimkijkarn dari Masterpice Hospital Thailand menjelaskan bahwa mitos seperti ini tidak tepat. Kepercayaan tentang mengganti implan lima tahun sekali juga hanya disetujui oleh 10 persen dari keseluruhan dokter kecantikan.
Selain itu, penggantian implan payudara secara berkala ini juga tergantung dengan jenis dan kualitas implan yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien.
"Kalau untuk yang sekarang, kalau ada yang bilang 5 tahun atau 10 tahun harus ganti implan, untuk sekarang itu hanya 10 persen atau 20 persen dokter yang bilang. Itu tergantung dengan implan yang dipasang," kata dr Chakrit Eaimkijkarn ditemui InsertLive di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (16/1).
Menurut dr Chakrit, orang yang melakukan implan payudara sebaiknya melakukan mammografi setiap tahun untuk mengecek kondisi implan payudara.
"Kalau orang yang sudah pasang implan itu harus buat mamografi untuk cek apakah ada kanker atau implannya masih bagus atau tidak di payudara itu, setiap tahun harus mammografi," terangnya.
Mammografi adalah pemeriksaan payudara menggunakan sinar-X dosis rendah yang digunakan untuk mendeteksi tumor dan kista. Tes ini terbukti mengurangi mortalitas akibat kanker payudara.
(dia/fik)
Tonton juga video berikut: