Happy Salma Bongkar Sifat Asli Suami Bangsawan Bali / Foto: Instagram @happysalma
Jakarta, Insertlive -
Pernikahan Happy Salma dengan Tjokorda Bagus Dwi Santana Kerthyasa, seorang pria blasteran Bali-Australia, 14 tahun lalu membawa banyak kejutan dalam hidupnya. Sebelum menikah, Happy tidak mengetahui bahwa suaminya berasal dari keluarga bangsawan yang memiliki ikatan kuat dengan budaya dan adat istiadat Bali.
Dalam sebuah wawancara di acara Rumpi: No Secret, Happy Salma bercerita dengan penuh keheranan tentang pengalaman awalnya mengetahui latar belakang suaminya.
"Saya pikir, Bali itu cuma beda sedikit dengan daerah saya di Sunda. Tapi ketika kami menikah, saya baru sadar bahwa Bali punya adat istiadat yang sangat kental dan sistem kasta yang masih sangat dijunjung tinggi," kata Happy Salma.
Saat pertama kali menghadiri acara pernikahan mereka di Bali, Happy mengaku terkejut dengan antusiasme masyarakat yang sangat tinggi. Ia tidak menyangka jika sebuah pernikahan bisa melibatkan ratusan orang yang datang membawa hadiah dan bingkisan khas Bali, seperti hasil bumi dan sembako.
"Saya pikir itu hanya ada dalam cerita rakyat atau legenda, tapi ternyata saya langsung merasakannya sendiri," ujarnya.
Happy Salma menyadari bahwa di Bali, bukan hanya acara besar seperti pernikahan yang melibatkan komunitas, tetapi juga berbagai bentuk dukungan sosial yang menunjukkan kebersamaan dan ikatan kekerabatan yang kuat.
Bagi Happy, ini adalah perjalanan budaya yang sangat membuka mata. Selain menerima hadiah-hadiah unik seperti ayam dan bebek hidup, ia juga banyak belajar tentang bagaimana setiap daerah di Indonesia memiliki cara yang berbeda dalam merayakan kehidupan.
"Saya belajar banyak tentang filosofi hidup di Bali. Di Jakarta, hal seperti itu mungkin jarang, tapi di Bali, kebersamaan seperti ini adalah hal yang sangat dihargai," jelasnya.
Meskipun memiliki darah bangsawan, Happy mengungkapkan bahwa suaminya adalah orang yang sangat sederhana dan jauh dari kesan 'berwibawa' yang sering dikaitkan dengan keluarga bangsawan.
"Dia memang berasal dari keluarga yang terhormat, tapi dia sangat rendah hati. Tidak ada tuntutan untuk selalu tampil sempurna atau terlalu memegang adat istiadat. Dia santai dan tidak membebani saya dengan ekspektasi tinggi," ungkap Happy.
Menikah dengan seseorang yang memiliki latar belakang budaya dan adat yang sangat berbeda tentu membutuhkan banyak penyesuaian. Happy menyadari bahwa setiap pernikahan pasti membawa tantangan dan pelajaran.
"Kita belajar banyak dari pasangan kita. Tidak ada yang sempurna, dan kita perlu saling menerima perbedaan. Adaptasi adalah kunci dalam hubungan," tuturnya bijak.
(ikh/fik)
Tonton juga video berikut: