Penjelasan Menag soal Lebaran Muhammadiyah dan NU: Potensinya Sama (Foto: Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar. Foto: Lani/detikcom.)
Jakarta, Insertlive -
Perayaan Lebaran Idul Fitri di Indonesia kerap berbeda antara organisasi Islam Muhammadiyah dan Nadhlatul Ulama (NU).
Tahun ini, pemerintah memprediksi Muhammadiyah dan NU akan merayakan lebaran pada hari yang sama. Sebab, bulan puasa Ramadan juga dilaksanakan serentak.
"Potensinya supaya sama seperti yang di awal," kata Menteri Agama RI Nasaruddin Umar, Minggu (23/3), melansir detikcom.
Menteri Agama RI Nasaruddin Umar mengatakan sidang isbat penentuan hari lebaran akan berlangsung pada Sabtu (29/13) sore.
"Diharapkan para peruyah baik dari ormas Islam maupun Kementerian Agama sudah menyebar di seluruh Indonesia pada tanggal 29," ujarnya.
Lebih lanjut, Nasaruddin Umar menjelaskan kondisi hilal yang saat ini masih jauh di bawah.
"Akan tetapi, kalau melihat kondisi objektifnya hilal, berdasarkan hisab ini, masih di bawah 0, masih minus 3 derajat sekian detik ya kan. Dengan demikian, itu disebut sebagai gharim qanur," tuturnya.
"Kemudian elongasinya juga masih sangat rendah, belum memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Mahfiz, yaitu ketinggian hilal 3 derajat dan elongasi sekitar 6 derajat. Ini jauh di bawah," sambungnya.
Sementara itu, Muhammadiyah telah menetapkan hari raya Idul Fitri jatuh pada 31 Maret 2025. Namun, pemerintah akan mengumumkan tanggal Lebaran Idul Fitri 2025 setelah menggelar sidang isbat pada 29 Maret mendatang.
"Dari segi ilmu hisab, Muhammadiyah sudah menetapkan bahwa ini stigma, artinya dicukupkan 30 hari bulan suci Ramadan dan dengan demikian, lebarannya tanggal 31," ungkapnya.
"Tapi kepastiannya itu nanti menunggu sidang isbat pada tanggal 29, Insya Allah," pungkasnya.
(KHS/KHS)
Tonton juga video berikut: