batampos – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Anambas menggelar simulasi pemungutan suara sebagai sosialisasi untuk masyarakat pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak, yang akan dilaksanakan pada 27 November 2024 mendatang.
Lokasi pelaksanaan simulasi dilaksanakan di TPS 002 Desa Tiangau, Kecamatan Siantan Selatan, Minggu, (10/11).
Pantauan batampos, para pemilih antusias mengikuti proses simulasi pemungutan suara dimulai dari awal pendaftaran, menerima surat suara. Kemudian dilanjutkan pemilih untuk mencoblos di bilik suara sekaligus memasukkan surat suara di dalam kotak. Lalu di akhiri dengan memasukkan jari di dalam tinta.
Bahkan, pemilih yang masuk dalam kategori penyandang disabilitas juga semangat meski datang ke TPS dengan langkah yang tertatih-tatih dilayani dengan ramah oleh Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Semua prosesnya pun sama dengan pemilih yang tubuhnya normal.
BACA JUGA: KPU Anambas Masih Berikan Waktu Untuk Masyarakat Urus Pindah Pilih
“Di TPS ini ada 6 orang penyandang disabilitas, semua kita layani. Simulasi ini kita buat untuk mengetahui apa yang menjadi kekurangan nanti bisa dievaluasi agar pelaksanaan Pilkada bisa berjalan lancar,” ujar Komisioner KPU Anambas, Anuar Nasution, Minggu, (10/11).
Anuar melanjutkan dalam simulasi ini terdapat 275 pemilih yang menggunakan hak suaranya. Sedangkan untuk surat suara yang digunakan, tidak menampilkan foto peserta Pilkada.
“Sesuai surat dinas KPU RI nomor 2279, surat suara yang digunakan di simulasi kita samarkan dengan sepasang makanan dan minuman lalu nomor urutnya kita ambul dari angka 70 an,” terang Anuar.
Untuk menghindari konflik, KPU menambahkan satu pasang foto sehingga bisa menetralisir suhu politik di Anambas.
“Untuk foto paslon di surat suara simulasi, sesuai juknis kalau ada 4 calon harus dilebihkan satu jadi 5 pasang di foto calon Bupati dan Wakil Bupati Anambas. Kalau Gubernur kan ada 2 calon kita leebihkan satu jadi 3 foto,” tutur Anuar.
Dalam simulasi ini, Anuar juga menekankan akan pentingnya petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) untuk mengingatkan kepada pemilih agar tidak membawa handphone ke bilik suara.
“Ini menimbulkan konflik bisa mengarah le money politik, dia foto didalam dan kirim ke calon membuktikan sudah memilih paslon tertentu,” tegas Anuar.
Sementara itu, salah seorang pemilih, Eli mengaku sangat terbantu dengan diadakannya simulasi ini. Menurutnya, selama mengikuti simulasi ini dirinya tidak mengalami kesulitan.
“Kita dibantu, dari awal hingga masukkan jari ke tinta. Jadi tak bingung lah, dibimbing sama petugas yang ada,” kata Eli.
Saat disinggung harapan bagi pemimpin yang bakal menang di Pilkada nanti, Eli menginginkan agar pemenang dapat memperhatikan masyarakat.
“Harapannya bisa memenuhi harapan rakyat. Bisa menjalankan tugas dengan baik. Kalau berjalan semuanya kan tak mungkin. Semua butuh proses. Ya saya doakan yang terbaik untuk pemimpin kita nanti,” pungkas Eli. (*)
Reporter : Ihsan Imaduddin