batampos – Kepala Tim Pengamatan Gunung Api PVMBG Heruningtyas Desi Purnamasari menyampaikan bahwa belum ada perubahan rekomendasi dan status Gunung Marapi di Sumatera Barat. Informasi tersebut dia sampaikan saat diwawancarai oleh Heruningtyas saat diwawancarai oleh JawaPos.com pada Selasa (5/11).
Dia menyampaikan bahwa Gunung Marapi memang sempat dua kali erupsi. “Dua kali erupsi dengan kolom abu setinggi 200 meter (dari puncak Gunung Marapi),” ujarnya.
Rekomendasi yang dia maksud terdiri atas enam poin. Berikut rinciannya:
-
Masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pendaki, pengunjung, atau wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius tiga kilometer dari pusat erupsi (Kawah Verbeek) Gunung Marapi.
-
Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah, aliran, dan bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.
-
Jika terjadi hujan abu maka masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA), serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit. Selain itu agar mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh.
-
Seluruh pihak agar menjaga kondusifitas suasana di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong (hoax), dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah.
-
Pemerintah Daerah Kota Bukit Tinggi, Kota Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, dan Kabupaten Agam agar senantiasa berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung atau dengan Pos Pengamatan Gunung Marapi di Jl. Prof. Hazairin No.168 Bukit Tinggi untuk mendapatkan informasi langsung tentang aktivitas Gunung Marapi.
-
Masyarakat, instansi pemerintah, maupun instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan aktivitas maupun rekomendasi Gunung Marapi melalui aplikasi android Magma Indonesia, website Magma Indonesia (www.vsi.esdm.go.id atau https://magma.esdm.go.id), dan media sosial PVMBG (facebook, twitter, dan instagram).
Meski begitu, Heruningtyas memastikan bahwa pemantauan terhadap Gunung Marapi tetap dilakukan. “Pemantauan dilakukan selama 24 jam,” kata dia.
Kepada masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Marapi, dia meminta mereka tetap mengikuti rekomendasi yang disampaikan oleh PVMBG dan petugas di lapangan. (*)
Sumber: JP Group