batampos – Calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump menang dalam Pilpres AS 2024 dan akan kembali menjabat sebagai presiden AS. Kemenangan Trump dipastikan setelah dirinya meraup 277 suara elektoral pada Rabu (6/11).
Mengutip BBC, perolehan suara Trump bahkan terus bertambah hingga mencapai 294 suara elektoral. Itu artinya, calon Presiden menggaungkan Make America Great Again (Maga) mengalahkan capres dari Partai Demokrat, Kamala Harris, yang tertinggal dengan 223 suara. Untuk diketahui, batas electoral vote di AS sendiri adalah 270 suara.
Merespons hal itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati membeberkan dampak kemenangan Donald Trump di Pilpres AS 2024. Ia mengakui, dengan terpilihnya Trump akan menimbulkan banyak kebijakan yang akan berubah.
Terlebih, kata Sri Mulyani, asal partai presiden saat ini berbeda dari Trump. Di mana Joe Biden berasal dari Partai Demokrat, sedangkan Trump dari Partai Republik.
“Terlihat bahwa Donald Trump terpilih kembali (sebagai presiden AS) di dalam pemilu ini. Pada saat yang sama, itu juga nanti akan menimbulkan banyak sekali policy yang tentu berubah karena Presiden Trump didukung Partai Republik, sedangkan yang saat ini Presiden (Joe) Biden adalah dari Partai Demokrat,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTA di Kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (8/11).
“Beberapa perubahan (dampak kemenangan Trump) di dalam policy telah menimbulkan reaksi sesaat atau langsung dari market,” sambung Sri Mulyani.
Adapun sejumlah kebijakan yang akan berpotensi dibuat oleh Trump terdiri dari ekspektasi penurunan pajak korporasi di AS, potensi ekspansi belanja imbas kemenangan Trump. Kemudian, kenaikan tarif impor dari sejumlah negara. Bahkan, Bendahara Negara ini menekankan bahwa negara yang berpotensi paling terdampak dari kebijakan Trump adalah Tiongkok.
Meski begitu, Pemerintah Indonesia turut mengantisipasi masalah keamanan karena bisa berpotensi perang di berbagai kawasan di dunia. Di sisi lain, menyoal isu iklim Presiden Biden dari Partai Demokrat dan Donald Trump sangat berbeda.
Ani, sapaan Sri Mulyani, menyebut bahwa Trump punya komitmen yang berbeda dengan Biden dalam penurunan CO2. Sehingga ke depan, kebijakan Trump soal isu climate change akan berpengaruh pada pergerakan harga minyak dunia ke depan.
“Dari energi itu berbeda atau tidak mengikuti seperti Biden. Ini akan berikan dampak, baik terhadap minyak maupun tren ke depan dari isu climate change dan energi,” pungkas Sri Mulyani. (*)