batampos – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam melaporkan lonjakan signifikan kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayahnya sepanjang tahun 2024. Hingga November, jumlah kasus DBD di Batam mencapai 602 kasus, naik drastis dari 392 kasus yang tercatat pada tahun 2023
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi, mengungkapkan bahwa lonjakan ini juga diiringi dengan meningkatnya angka kematian akibat DBD. Tercatat sembilan orang meninggal dunia hingga 8 November 2024.
“Jumlah kasus yang meningkat ini menjadi perhatian serius bagi kita semua,” ujar Didi, Kamis (14/11).
Mengantisipasi kenaikan kasus DBD yang kian mengkhawatirkan, Dinkes Kota Batam telah menerbitkan Surat Edaran Wali Kota Batam Nomor 23 Tahun 2024.
Edaran ini menyerukan masyarakat untuk lebih waspada terhadap penyebaran DBD, terutama saat memasuki musim hujan yang meningkatkan risiko perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, penyebab utama DBD.
Sebagai langkah preventif, Dinkes Batam menggalakkan program jumantik rumah dan perkantoran , dengan tujuan meningkatkan pengawasan jentik nyamuk di lingkungan pemukiman dan fasilitas umum.
“Program ini penting untuk memastikan tidak ada tempat berkembang biaknya nyamuk di lingkungan masyarakat,” kata Didi.
Selain itu, Dinkes juga mendorong partisipasi masyarakat dalam Gerakan 3M Plus, yaitu Menguras, Menutup, Mengubur, serta berbagai tindakan tambahan untuk mencegah DBD.
Gerakan ini diharapkan mampu meminimalisir sumber-sumber genangan air yang menjadi tempat nyamuk bertelur.
Untuk meningkatkan keterlibatan warga, Dinkes juga meluncurkan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J). Dalam gerakan ini, setiap rumah diharapkan memiliki satu juru pemantau jentik (jumantik) yang bertugas memastikan kebersihan lingkungan dari potensi genangan air.
Didi berharap, melalui G1R1J, setiap rumah tangga dapat berperan aktif dalam pencegahan DBD.
“Dengan peran serta warga, kami yakin risiko penyebaran virus dapat ditekan,” tutupnya. (*)
Reporter: Azis Maulana